TEMPO.CO, Tangerang - Angkasa Pura II (Persero) segera melakukan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang Sumatera Utara dengan menambah landasan pacu dan terminal. Pengembangan ini dilakukan karena pertumbuhan penumpang dan gerakan pesawat di bandara yang telah beroperasi dua tahun itu mengalami peningkatan yang signifikan.
"Jumlah penumpang saat ini sudah mencapai 8,5 juta hingga 8,7 juta per tahun, sedikit lagi mencapai kapasitasnya 9 juta penumpang," kata Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II, Djoko Murjatmodjo, Senin 28 September 2015. Menurut Djoko, saat ini proses pengkajian dan persiapan sedang dilakukan untuk pengembangan tersebut.
General Manager Bandara Kualanamu Jaya Tahoma Sirait mengatakan konsep kawasan aerotropolis dipilih dalan pengembangan Kualanamu ke depan. Kawasan aerotropolis yang terintegrasi dengan Pelabuhan Belawan, Medan, dan Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Baca juga:
Cerita Astiah Sekeluarga yang Lolos dari Sergapan Api
Aneh, Kampus Ini Terima 50 Mahasiswa dan Luluskan 500 Orang
Adapun di dalam konsep aerotropolis, menurut Jaya, suatu bandara akan menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam pagar atau di luar pagar bandara. Seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
Kawasan Aerotropolis Bandara Internasional Kualanamu tersebut kemudian akan diintegrasikan dengan dua pelabuhan sehingga membentuk super koridor Bandara Internasional Kualanamu – Pelabuhan Belawan – Pelabuhan Kuala Tanjung.
Super koridor ini akan mendukung pengembangan Kawasan Strategis Nasional Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, atau Mebidangro, serta Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, dan kawasan-kawasan industri lainnya."Pelabuhan laut dan bandara yang terintegrasi akan menjadi kekuatan besar untuk menggerakkan perekonomian di suatu wilayah,” kata Jaya.
Sejalan dengan konsep aerotropolis, PT Angkasa Pura II juga akan menjadikan Bandar Udara Kualanamu sebagai pusat promosi ekonomi kreatif dan budaya di Provinsi Sumatera Utara." Diharapkan juga mampu memberikan masukan konsep strategis percepatan pembangunan perekonomian Provinsi Sumatera Utara serta konsep sinergi dan integrasi yang tepat guna menciptakan pengembangan perekonomian berkelanjutan,"ungkap Jaya.
Jaya mengatakan pembangunan kawasan aerotropolis di Bandara Internasional Kualanamu dinilai sangat memungkinkan karena lahan yang masih cukup luas untuk dikembangkan."Untuk mendukung pengembangan ini kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, DPRD Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah dan DPRD Kabupaten Deli Serdang." Hal yang dibicarakan sejauh ini, menurut dia, adalah mensinergikan pengembangan Kualanamu dengan Rencana Tata Ruang Wilayah setempat.
Bandara berkode KNO ini pada tahap I pembangunan memiliki luas 1.365 Ha dengan runway berukuran 3.750 x 60 m dan parallel taxiway berukuran 3.750 x 30 m dan 2.000 x 30 m. Sementara itu, luas apron mencapai 200.000 m2 dan luas terminal 118.930 m2 dengan kapasitas 9 juta penumpang per tahun. Telah dibangun juga kawasan pergudangan kargo seluas 13.000 m2
JONIANSYAH
Baca juga:
Kasus Muncikari Artis ke Jaksa: Dari 80 Wanita, AS Termahal
Jokowi Pakai Topi Gaul 62, Mau Tiru Gaya Rappe J-Flow?