Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Antangin Vs Tolak Angin, Panasnya Perang Obat Masuk Angin

image-gnews
Mulyo Rahardjo, Managing Director PT Deltomed Laboratories (Dok. SWA)
Mulyo Rahardjo, Managing Director PT Deltomed Laboratories (Dok. SWA)
Iklan

SWA, Jakarta - Tidak benar masuk angin itu sakit biasa yang bisa diabaikan. Buktinya, makin banyak orang mengonsumsi obat penangkalnya. Bahkan, diperkirakan nilai pasar obat masuk angin mencapai lebih dari Rp 2,5 triliun, meningkat sekitar 15% setiap tahun.

Ada puluhan pemain turut menikmati hangatnya pasar obat masuk angin ini. Di antaranya, Tolak Angin dari PT Sido Muncul Tbk. dan Antangin dari PT Deltomed Laboratories yang telah lama bertempur di pasar. Kemudian hadir Bejo Bintang Toedjoe Masuk Angin dari PT Bintang Toedjoe. Sebelumnya, produk ini bernama Bintangin, tetapi dirasa kurang nendang, akhirnya menggunakan nama besar Bintang Toedjoe agar direspons pasar. Belakangan muncul produk baru yang juga sudah memiliki nama besar, yaitu Antimo Herbal dari PT Phapros Tbk. Pemain lain yang sudah memasarkan obat herbal masuk angin ini, PT Jamu Jago melalui merek Buyung Upik Masuk Angin (BUMA).

Yang menarik, obat antimasuk angin ini umumnya menawarkan konsep herbal. Hal ini sejalan dengan makin tingginya kesadaran menjaga hidup yang lebih sehat. “Tren herbal makin tumbuh, terutama di Indonesia, di mana masyarakat mulai peduli terhadap hal yang bersifat back to nature,” ungkap Fanny Kurniati dari Unit Bisnis Strategis PT Bintang Toedjoe. Konsumen ketika masuk angin cenderung mengonsumsi produk, terutama obat, herbal karena dipersepsi lebih sehat sehingga Bintang Toedjoe melihat adanya kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap obat herbal untuk masuk angin dalam format praktis. Itu sebabnya, anak perusahaan PT Kable Farma Tbk. ini sekarang sedang gencar-gencarnya mempromosikan Bejo Bintang Toedjoe dengan duta mereknya penyanyi dangdut Cita Citata.

Karena itulah, prospek obat herbal masuk angin makin cerah. Menurut Fanny, jika dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta, misalnya 33% masuk angin dan 50% dari orang yang terkena masuk angin tersebut mengonsumsi obat herbal masuk angin, bisa dikatakan potensi pasar masuk angin adalah sekitar 40 juta orang. Itu sebabnya, “Pertumbuhan pasar obat masuk angin ini masih menjanjikan dengan growth double digit. Rata-rata growth 15% per tahun,” ujarnya memperkirakan. Pertumbuhan Bejo Bintang Toedjoe pun ditargetkan bisa lebih dari pertumbuhan industrinya. “Jika melihat pertumbuhan industrinya 15%, semestinya target pertumbuhan Bejo Bintang Toedjoe melebihi itu,” ujarnya tanpa menyebutkan angka pastinya.

Mulyo Rahardjo , Direktur Pengelola Deltomed, mengatakan bahwa Antangin selalu tumbuh di atas industrinya, yaitu 15%-20% . “Pasar obat masuk angin secara nasional mencapai Rp 2,5 triliun,” katanya memperkirakan. Deltomed menjajakan obat masuk angin sejak 1981. Waktu itu masih dalam bentuk bubuk yang bernama Antingin. Kemudian pada 1988/89 karena regulasi pemerintah tidak membolehkan penggunaan bahasa Inggris, yaitu anti, sehingga berganti nama menjadi Antangin. “Pada tahun itu, Antangin muncul dalam bentuk tablet. Kemudian, masuk ke cair pada tahun 2000 sehingga terlihat lebih modern,” ujarnya.

Dalam perkembangannya, hanya ada dua obat masuk angin herbal yang bertarung sengit, yaitu Tolak Angin dan Antangin. Hal ini sejalan dengan kondisi masyarakat yang sudah mulai menyukai dan kemudian terbiasa minum jamu masuk angin. Nah, semakin lama pasarnya semakin ramai dan tentunya lumrah dalam bisnis mulai bermunculan pemain baru yang ikut masuk untuk mencoba keberuntungan. “Beberapa produk baru sudah masuk dan rasanya persaingannya itu semakin ke sini semakin ramai dan pasar semakin membesar,” kata Mulyo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam menggarap pasar, pihaknya harus betul-betul mengetahui kebutuhan/keinginan konsumen tentang obat herbal/jamu masuk angin. “Jangan produksi, kemudian kita jejelin ke mereka suka atau tidak suka. Sekarang tidak bisa begitu. Strategi kami sekarang lebih dekat ke konsumen, mereka sukanya apa? Anak muda, orang tua, dan anak-anak sukanya seperti apa, taste yang dimau seperti apa,” ujarnya. Deltomed pun memiliki berbagai varian Antangin, ada Antangin JRG untuk orang dewasa, Antangin Junior untuk anak-anak, dan Antangin Fit sebagai vitamin untuk mencegah masuk angin.

Untuk strategi pemasarannya, Deltomed memegang prinsip rumus pemasaran 4P, yaitu Product, Price (harga), Promotion, dan Place (distribusi). Khusus untuk distribusi, Deltomed memiliki perusahaan distribusi sendiri bernama Mulia Putra Mandiri (MPM) yang memiliki 70 cabang. “Karyawan MPM sebanyak 600-500 orang, sedangkan karyawan Deltomed ada 1.000 orang,” ujarnya.

Satu lagi pemain besar obat masuk angin, yaitu Tolak Angin. “Tolak Angin merupakan produk Sido Muncul yang pertama dan keluar pada 1940 dalam bentuk cair,” ujar Irwan hidayat, Direktur Utama Sido Muncul. Produk ini pun tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tetapi sudah sampai ke luar negeri. Terlebih saat ini menjelang era Masyarakat Ekonomi ASEAN, Sido Muncul juga akan makin gencar menggarap pasar ASEAN. Perusahaan ini pun sudah membuat iklan dengan menggandeng petinju dunia Manny Pacquiao atau Pacman. “Kami pakai Pacquiao itu buat masuk ke ASEAN. Nanti tanggal 1 Januari 2016 kan semua produk Indonesia akan menjadi produk global,” ujar Irwan.

Produk Tolak Angin pun semakin beragam. Seperti saat ini sudah hadir beberapa produk baru, antara lain Tolak Angin Care Aromatherapy dan Tolak Angin Bebas Gula. Bicara soal kinerja Tolak Angin, Irwan mengaku tidak ingat angkanya. “Saya tidak terlalu hafal. Pokoknya, semester lalu dibandingkan semester sekarang penjualan Sido Muncul (secara keseluruhan) naik 2,2%. Saya juga udah seneng-lah soalnya yang lain banyak yang turun,” ungkapnya.

SWA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Seabrek persoalan lama menyebabkan harga obat di Indonesia tinggi. Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi.
Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.


Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Mahasiswa ini Hasilkan Jutaan Rupiah dari CacingDalam industri farmasi cacing banyak digunakan sebagai bahan obat dan bahan kosmetik. Bahkan permintaan akan cacing tanah terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam jumlah besar. Namun, ketersediaan cacing tanah masih terbatas dengan harga relatif mahal karena belum banyak yang melakukan budidaya.(Komunika Online)
Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.


JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.


Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Karya tim mahasiswi Sekolah Farmasi ITB menjadi juara pertama Herbal Cosmetic Competition 2021. Tim beranggotakan (ki-ka) Rahmaditha Maharani, Shafanisa Fadhila Andika, dan Chelzsya Athaayaa Nurman. (Dok.ITB)
Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.


13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

Apoteker menghaluskan obat tablet memakai food processor untuk pasien yang berobat di Puskesmas Garuda, Bandung, Senin, 31 Oktober 2022. Dari 81 Puskesmas di Kota Bandung, 62 di antaranya telah memiliki apoteker. TEMPO/Prima Mulia
13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.


Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Ilustrasi pembuatan obat di pabrik. Shutterstock
Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.


Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Apoteker memeriksa stok obat sirop yang terindikasi mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) diatas ambang batas, untuk ditarik dan dikembalikan kepada distributor di Apotek Samudra Farma, Purwokerto, Banyumas, Jateng, Jumat 21 Oktober 2022. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyumas menghentikan penjualan semua produk obat sirop setelah mendapat instruksi dari Kemenkes dan mengembalikan lima produk yang sudah terindikasi berbahaya sesuai temuan BPOM kepada distributor.ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.


BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

Ketua BPOM RI Penny Lukito mengumumkan sirup obat merk Flurin dan Unibebi mengandung zat pelarut Propylene Glikol (PG) dan Etylen Glikol (EG) di ambang batas di PT Yarindo Farmatama, Serang Banten, Senin 31 Oktober 2022. Tempo/Joniansyah Hardjono
BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.


BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

Ketua BPOM RI Penny Lukito mengumumkan sirup obat merk Flurin dan Unibebi mengandung zat pelarut Propylene Glikol (PG) dan Etylen Glikol (EG) di ambang batas di PT Yarindo Farmatama, Serang Banten, Senin 31 Oktober 2022. Tempo/Joniansyah Hardjono
BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.


BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito memberi keterangan saat konferensi pers terkait pengawasan obat sirup di kantor BPOM, Jakarta. Minggu, 23 Oktober 2022. Badan POM menyebut ada 23 obat yang aman dari 102 obat yang ditemukan pada sejumlah pasien gagal ginjal. Penny mengatakan tidak seluruh obat sirup ditarik dari peredaran, karena terdapat temuan uji sampling yang tidak tercemar. TEMPO/ Febri Angga Palguna
BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.