TEMPO.CO, Jakarta - Hingga hari ini laju rupiah belum memperlihatkan tanda-tanda penguatan meski suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tak jadi naik. Kondisinya tidak jauh berbeda dibandingkan hari sebelumnya ketika rupiah masih mengalami pelemahan.
"Laju rupiah di bawah target support 14.450 per dolar Amerika Serikat," kata Head of Research NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 21 September 2015.
BERITA MENARIK
Mau Menikah Bulan Mei, Ini Pengakuan Terus Terang Luna Maya
Guru Cantik di SMA Mundur Setelah Berpose Tak Patut di Video
Reza mengatakan, idealnya ketika suku bunga The Fed tidak jadi naik, seharusnya laju dolar AS melemah. Sebabnya dolar menjadi kurang menarik dan membuat nilainya turun. "Sehingga kondisi ini bisa dimanfaatkan mata uang lainnya untuk berbalik menguat."
Namun, kata Reza, kondisi tersebut tidak berlaku bagi rupiah. Saat ini kondisi rupiah tetap bertahan di zona merah. Padahal sebelum pengumuman The Fed, laju dolar AS mengalami pelemahan seiring terapresiasinya laju euro terhadap US$ dan pound sterling terhadap US$.
Sebelumnya Reza menyampaikan, meski masih berpeluang melemah, ia mengharapkan rupiah hanya melemah tipis sebagai respons atas ketidakpastian pengumuman The Fed. "Tapi tetap mewaspadai sentimen di pasar.”
Reza mengatakan akan sangat percuma jika mengharapkan adanya laju pembalikan menguat terhadap rupiah. Sebab, tren pelemahan dan belum adanya perlawanan balik untuk rupiah menguat masih ada.
MAYA AYU PUSPITASARI
BACA JUGA
Kecelakaan di Cipali, 6 Tewas: Karena Makam Mbah Samijem?
Bisa Bicara dengan Binatang, Wanita Mampu Prediksi Bencana