TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga konservasi ex-situ (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, mengembangkan program orang tua asuh satwa.
"Program orang tua asuh satwa ini bertujuan mengajak masyarakat agar peduli terhadap satwa, terutama satwa endemik atau asli Indonesia," kata Direktur TSI Cisarua Frans Manansang kepada Antara di Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 19 September 2015.
Didampingi pejabat Bagian Hubungan Masyarakat TSI Cisarua, Yulius H. Suprihardo, ia menuturkan tujuan lain dari program itu adalah kampanye untuk mencintai satwa liar yang terancam punah.
Melalui program itu, Taman Safari memberikan kesempatan kepada masyarakat luas agar dapat berinteraksi dengan satwa tersebut.
"Bagi orang tua asuh, akan diberikan kesempatan memberikan nama, memberikan pakan, dan mengunjunginya," ucapnya.
Terkait dengan program itu, ujar Frans Manansang, perusahaan badan usaha milik negara, PT Antam (Persero) Tbk, tertarik berpartisipasi.
Ia menjelaskan, pada Kamis, 17 September 2015) Budi Santoso, Assistant Manager Health Safety Environment mewakili General Manager PT Antam mengangkat seekor bayi gajah untuk menjadi anak asuh.
Budi Santoso mengunjungi anak asuhnya di kandang dan memberi nama Goldy. Dia juga ikut memberinya pakan dan berkesempatan berfoto dengan bayi gajah tersebut.
Bayi gajah berkelamin jantan berusia 1 bulan itu lahir dari induk betina bernama Niar, 29 tahun. Sedangkan induk pejantannya bernama Kadir, 31 tahun.
Yulius H. Suprihardo mengatakan bayi-bayi satwa yang ada di TSI Cisarua, Bogor, selain bayi gajah, sudah sejak lama mendambakan orang tua asuh.
Mereka berada di ruang nursery room Rumah Sakit Satwa di TSI Cisarua.
Sehari-hari, bayi-bayi satwa tersebut diasuh Sri, seorang keeper (perawat satwa) yang bertugas khusus untuk merawat satwa.
"Ke depan, kita harapkan akan ada orang tua asuh lain bagi satwa-satwa endemik Indonesia ini," ucapnya.
ANTARA