TEMPO.CO, Jember - Sejumlah perusahaan pengekpor tembakau di Jember, Jawa Timur, membatasi pembelian tembakau yang terkena erupsi abu Gunung Raung beberapa waktu lalu. Abu Raung telah mengotori produksi tembakau petani hingga menurunkan daya jualnya.
Idham Holik, Direksi PT Tempurejo Jember, salah satu perusahaan pengekspor termbakau di Kabupaten Jember, mengatakan konsumen tembakau tidak bersedia membeli tembakau yang terkontaminasi abu Raung. "Konsumen kami di luar negeri tidak mau menerima," ujar Idham, Jumat siang, 18 September 2015.
Baca Juga:
Menurut Idham di gudangnya saat ini masih tersimpan 100 ton tembakau yang baru dibeli dari petani. Perusahaan sudah berusaha untuk membersihkan tembakau tersebut. "Tetapi tetap saja abunya masih ada. Padahal untuk membersihkan tembakau itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit," katanya.
Karena itu Idham tidak berani membeli tembakau yang terkontaminasi abu Raung karena sulit melempar ke pasar ekspor. Persoalan itu sudah dibicarakan di tingkat direksi. "Tidak mungkin kami membeli tembakau yang terkontaminasi abu," katanya.
Idham berujar perusahaan telah memutuskan hanya membeli tembakau yang bersih saja. Penolakan pembelian tembakau ini juga terungkap saat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jember mempertemukan petani tembakau, perusahaan pengekspor dan pemerintah daerah. Dalam pertemuan itu perusahaan menyatakan menolak membeli tembakau yang terdampak abu Raung.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Kabupaten Jember, Suwarno, membenarkan hasil pertemuan dengan Dewan itu. "Perusahaan pengekspor tembakau menolak membeli tembakau kami," kata Suwarno.
Suwarno menuturkan sebenarnya masih ada gudang dan pabrikan yang melakukan pembelian tembakau, tetapi itu hanya untuk tembakau Kasturi. "Untuk tembakau Nag Ost tidak mau," katanya. Selain itu, perusahaan juga hanya mau membeli tembakau petani yang menjalin kemitraan saja. "Untuk tembakau umum mereka tidak bersedia membeli."
DAVID PRIYASIDHARTA