TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang rapat Federal Open Market (FOMC) The Federal Reserve (The Fed), Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pasar negara berkembang menunggu kejelasan sikap The Fed soal suku bunga acuan bank sentral Amerika Serkat (Fed Rate). Selama ini, pelaku pasar terombang-ambing oleh spekulasi kenaikan Fed Rate.
Menurut Darmin, jika Fed Rate makin cepat dinaikkan, hal itu makin baik. “Itu dunia yang bergejolak, silakan kalau mengubah, makin cepat makin baik,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu, 16 September 2015.
Seperti diketahui, The Fed akan menggelar rapat dalam rangka membahas tingkat suku bunga Amerika Serikat selama dua hari, mulai hari ini sampai besok, 17 September 2015, waktu setempat. Menjelang pertemuan The Fed hari ini, dikabarkan dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang. Dolar menguat dari level 14.398 ketimbang penutupan kemarin di angka 14.393.
Ketika disinggung apakah ekonomi Indonesia sudah lebih baik, Darmin kembali menjawab dengan pernyataan yang sama. Menurut dia, pasar sudah melakukan penyesuaian. “Ini sudah berjalan dan sudah di-price in oleh pasar. Kita tidak bilang sudah lebih baik, hanya makin ditunda gejolaknya makin lama,” katanya.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan tak terlalu khawatir terhadap sidang bulanan bank sentral Amerika Serikat (FOMC) besok. Semua pihak dari regulator dan pasar, ujar dia, telah bersiap diri dan tak terlalu kaget lagi atas sentimen sidang The Fed.
Menurut dia, sentimen pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed (Fed Rate) sudah tidak menjadi isu sentral lagi. "Rencana ini kan sudah berbulan-bulan yang lalu," ujar Nicky di kantornya, Rabu, 16 September 2015. Menurut dia, The Fed tak lagi begitu menjadi momok di pasar.
Nicky mengatakan, sebagai fasilitator, bersama Otoritas Jasa Keuangan, pihaknya terus memastikan transaksi terus berjalan lancar. Namun, ihwal parahnya dampak suatu sentimen, tutur dia, kembali pada pelaku pasar itu sendiri.
AHMAD FAIZ IBNU SANI