TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan almarhum Ali Wardhana memberikan pesan terakhir kepada para penerusnya terkait dengan perekonomian negara. Tokoh perekonomian tersebut, ujar Agus, berpesan agar para pejabat terus mereform fondasi perekonomian negara.
"Yang paling utama memberi perhatian pada kegiatan ekspor," ujar Agus, saat pemakaman Ali di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta, Selasa, 15 September 2015.
Agus, mantan murid Ali Wardhana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, mengatakan, pesan tersebut disampaikan Ali melalui sahabatnya yang juga bekas Menteri di era Orde Baru, Emil Salim. Ali, menurut Agus, memberi pesan tersebut di tengah sakit paru-parunya yang semakin parah belum lama ini.
"Itu menjadi tugas kita sekarang," ujar Agus. Selain ekspor, Ali Wardhana juga berpesan agar pemerintah sekarang selalu waspada terhadap perkembangan situasi perekonomian kini yang sangat tak bisa diprediksi.
"Kita harus meneladani konsistensi kebijakan yang berkesinambungan ke depan seperti beliau," kata Agus. Sontak, bekas Direktur Utama Bank Mandiri (Persero) Tbk ini mencontohkan upaya ekspor yang dilakukan Ali selama menjabat sebagai Menteri Keuangan (1968-1983) yang dapat mensejahterahkan masyarakat.
"Kita semua menghormati beliau sebagai guru, negarawan, arsitektur ekonomi, dan seseorang yang melakukan koordinasi perbaikan ekonomi dan mengupayakan ekonomi Indonesia menjadi kuat," kata Agus.
Mantan Menteri Keuangan tahun 1968-1983, Ali Wardhana, wafat pada Senin siang, 14 September 2015, pukul 15.30 WIB. Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut wafat di Rumah Sakit Medistra, Kuningan, Jakarta Selatan. Jenazah pria kelahiran Solo 6 Mei 1928 ini dimakamkan di samping makam istrinya di Pemakaman Umum Tanah Kusir siang tadi.
ANDI RUSLI