TEMPO.CO, Abu Dhabi - Presiden Joko Widodo mengajak para investor asal Uni Emirat Arab berinvestasi dalam bidang infrastruktur. Menurut dia, pembangunan infrastruktur di Indonesia tak cukup jika hanya mengandalkan anggaran negara.
“Ada sejumlah proyek infrastruktur nasional yang bisa diikuti oleh para pengusaha dari berbagai negara,” kata Jokowi saat melakukan pertemuan bisnis dengan pengusaha Uni Emirat Arab, seperti dikutip situs resmi Sekretariat Kabinet, Senin, 14 September 2015.
Indonesia, menurut Jokowi, saat ini sedang berfokus pada beberapa pembangunan infrastruktur. Beberapa proyek prioritas antara lain pembangunan 24 pelabuhan laut, 15 bandara baru, jalan tol 1.000 kilometer, jalan antarprovinsi 2.600 kilometer, 49 bendungan, serta pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Selain itu, Indonesia sedang mengembangkan transportasi massal di 23 kota besar.
“Dengan pembangunan sejumlah proyek itu, maka Indonesia akan menjadi negara industri berbasis manufaktur,” ujarnya.
Jokowi mengakui bahwa infrastruktur di Indonesia masih cukup tertinggal. Karena itu, pemerintah memutuskan untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur yang ada. Pembangunan ini diharapkan akan memberikan pengaruh baik dalam jangka menengah maupun panjang.
Saat bertemu dengan para pengusaha Uni Emirat Arab, Jokowi didampingi oleh beberapa menteri. Antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab.
Lawatan ke Uni Emirat Arab merupakan bagian dari kunjungan Jokowi di Timur Tengah sejak Jumat, 11 September 2015. Sebelum Uni Emirat Arab, Jokowi sudah berkunjung ke Arab Saudi. Dari Uni Emirat Arab, Jokowi akan menuju Qatar, sebelum dijadwalkan tiba kembali di Tanah Air pada Selasa, 15 September 2015.
FAIZ NASHRILLAH