TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengusut kasus sindikat bom ikan asal Hong Kong. Kementerian akan menggandeng TNI Angkatan Laut untuk mengungkap kasus ini.
"Kami dengan TNI AL dan kepolisian akan merencanakan operasi bersama untuk melakukan penyelidikan," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Asep Burhanudin saat dihubungi Tempo pada Rabu, 9 September 2015. Apabila kasus ini dibiarkan, ada indikasi dua masalah bagi lautan Indonesia yang akan terus berkembang.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkap adanya sindikat pencuri ikan asal Hong Kong yang merampok sekaligus merusak kekayaan laut Indonesia. Sindikat ini melakukan destructive fishing karena menangkap ikan dengan bom potasium yang berbahan dasar pupuk.
Akibat penggunaan potasium ini, banyak terumbu karang dan ikan mati. Ikan-ikan yang tinggal di terumbu karang pun terancam punah karena kehilangan rumah. "Dengan pengeboman ini, rusak semua karang kita. Mereka mungkin menangkap sepuluh ikan hidup tapi yang mati banyak sekali," ucap Susi.
Susi bertekad akan memburu sindikat penjarah ikan asal Hong Kong, agar lautan Indonesia bisa diselamatkan. Saat ini pergerakan sindikat ditengarai mulai mengarah ke perairan Indonesia timur. Mereka bergerak dari Riau, Sumatera, ke Kalimantan bagian utara, seperti Berau.
URSULA FLORENE