TEMPO.CO, Jakarta - Menteri ESDM Sudirman Said memastikan pemerintah tidak akan mengubah target pembangunan proyek listrik 35 ribu megawatt. Target tersebut tidak muncul tiba-tiba, tapi dari perhitungan yang matang.
"Jadi tidak ada penurunan target, bahkan waktu saya laporkan soal 35 ribu megawatt ke presiden, beliau bertanya kapan akan ditambah lagi 35 ribu megawatt," kata Sudirman, Rabu, 9 September 2015. Dia mengatakan itu di hadapan pengusaha yang bergerak di kelistrikan.
Menurut Sudirman perhitungan angka 35 ribu megawatt dilakukan secara matang. "Angka ini tidak muncul tiba-tiba, tapi dihitung dengan matang dengan sejumlah asumsi," kata Sudirman.
Asumsi tersebut diantaranya tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pertumbuhan penduduk, kemampuan PLN dalam menjaga listrik, serta kebutuhan pembangunan reserve listrik yang cukup.
Selain itu, proyek tersebut dilakukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Saat ini rasio elektrifikasi masih sekitar 87,7 persen. Artinya, masih ada 12,3 penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik. Pemerintah berharap rasio elektrifikasi terus meningkat sehingga pada 2019 mencapai sekitar 97,4 persen.
Selain itu, proyek 35 megawatt juga diharapkan bisa menungkatkan konsumsi listrik per kapita. Konsumsi listrik penduduk Indonesia relatif tertinggal bahkan dibanding Malaysia atau Singapura. Konsumsi listrik Indonesia hanya sekitar seperlima dibanding Malaysia. Dibanding Singapura bahkan lebih kecil lagi, yakni sepersepuluh. Dalam catatan PLN, tingkat konsumsi listrik Indonesia sekitar 0,8 Megawatt per hour per kapita dalam setahun.
Karena itu, pemerintah meminta independent power producer untuk tidak lagi ragu terhadap target listrik 35 ribu megawatt. "Jangan ada keraguan, jangan looking back. Jalan lurus saja," kata Sudirman berusaha menyakinkan investor listrik.
Terlihat dia berusaha menghapus keraguan investor terkait proyek tersebut. Apalagi, pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli justru kontradiktif dengan target pemerintah. Sebelumnya Rizal menyatakan target tersebut musykil untuk diwujudkan.
Namun melihat kebutuhan listrik kedepan, Sudirman menyatakan pembangunan proyek tersebut sangat dibutuhkan. Dengan berseloroh dia mengatakan pihak yang berusaha mengerem target berarti tidak berpihak ke rakyat. "Yang ngeren berarti tidak sayang rakyat, karena rakyat membutuhkab listrik," kata Sudirman.
AMIRULLAH