TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis pempek dalam jaringan (online) PT Pos Indonesia bertumbuh pesat hingga tiga kali lipat sejak mulai diluncurkan pada 2012 sebesar dari 1-2 ton per bulan menjadi 6-7 ton per bulan pada 2015.
Kepala Kantor PT Pos Indonesia Cabang Merdeka Palembang Rodi Herawan mengatakan pencapaian itu lantaran didongkrak peningkatan aktivitas berbelanja dalam jaringan di masyarakat, sehingga bisnis pengiriman kuliner ini telah tumbuh 33 persen jika dibanding tahun lalu.
"Saat ini PT Pos meraup keuntungan dari jasa pengiriman pempek mencapai Rp 120 juta per bulan, sehingga target pengiriman barang dari sektor kuliner dan kerajinan sebesar Rp 2 miliar hingga akhir tahun ini sangat optimistis dapat tercapai," ucap Rodi di Palembang, Rabu, 9 September 2015.
Apalagi per Agustus 2015, ujar dia, sudah mencapai Rp 1,2 miliar dengan 90 persen didominasi pengiriman pempek.
Meski tumbuh sesuai dengan target, PT Pos tetap berusaha mengembangkan unit ini dengan cara menggandeng sebanyak-banyaknya industri hingga unit UMKM pembuatan pempek asal Kota Palembang.
"Sementara ini, baru 21 perusahaan pembuatan pempek yang sudah bergabung dari sebelumnya hanya 19. Harapannya, ada sekitar 30 yang bisa bergabung, sehingga konsumen akan lebih banyak pilihan. Begitu pula dengan reseller, karena saat ini baru ada di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Padang," tuturnya.
Pempek yang dijual dalam layanan PT Pos beragam, dari kualitas sedang hingga tinggi. Dihargai Rp 180-450 ribu per kilogram, pempek tersebut produksi merek ternama dan industri rumah tangga di kawasan Sayangan.
Pemesanan pempek itu dapat dilakukan dengan melalui kantor pos dalam layanan secara online dengan diawali dengan membuka http://www.galeripos.com.
Pesanan akan tiba dalam satu hari jika pengiriman menggunakan jasa layanan Pos Express.
ANTARA