Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cerita Indonesia Keluar dari OPEC Tahun 2008  

image-gnews
Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger
Kantor OPEC di Wina, Austria. REUTERS/Leonhard Foeger
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -OPEC awalnya dibentuk sebagai respon perang harga minyak. Awalnya Juli 1960 Presiden Direktur dan CEO Standard Oil of New Jersey, sekarang Exxon, Jack Rathbone berencana memotong harga minyak mentah jenis Arabian light crude (ALC) sebesar tujuh persen menjadi US$ 1,86 per barel.

Ide tersebut didukung oleh kartel tujuh perusahaan minyak raksasa yang disebut "The Seven Sisters". Exxon termasuk di dalamnya bersama Mobil, Chevron, Texaco, Gulf, BP, dan Shell. Toh penurunan harga minyak mentah tidak akan sampai mengurangi pendapatan kartel tersebut. Justru keuntungan perusahaan meningkat karena mereka menguasai bisnis minyak dari hulu hingga hilir.

Satu bulan setelah pemotongan harga, negara pemilik sumber daya di Timur Tengah dan Venezuela meradang. Mereka berkumpul di Bagdad, Irak, pada 10 September 1960 untuk memperjuangkan kepentingannya. Pada akhir pertemuan, yakni 14 September 1960, lahirlah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Negara-negara industri sebagai konsumen penikmat utama minyak beramai-ramai melalui OEEC (Organization of European Economic Cooperation) bereaksi keras. Akhirnya 10 Desember 1960, Amerika Serikat dan Kanada bergabung dengan OEEC dan nama organisasi negara-negara industri ini diubah menjadi OECD (Organization of Economic Cooperation and Development).

Indonesia sebagai salah satu negara produsen justru menyambut positif lahirnya OPEC. Pada 1962, Indonesia dan Qatar bergabung masuk OPEC. Langkah diikuti negara ini diikuti Libya, Aljazair, Nigeria, UAE, Ekuador, dan Gabon.

Pada 6 Mei 208 Sidang Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan hasil rapat terbatas kabinet membahas soal keanggotaan Indonesia di OPEC. "Apakah masih tetap (sebagai anggota) atau tidak," ujarnya. Alasanya menurut SBY karena Indonesia bukan lagi net exporter minyak. Minyak yang diimpor lebih banyak daripada yang diekspor. "Apalagi produksi minyak kita sekarang semakin turun," katanya.

Pada 28 Mei 2008 Indonesia akhirnya keluar dari keanggotaan OPEC. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia sudah mempertimbangkan untuk keluar dari OPEC sejak tiga tahun lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Purnomo, Indonesia akan bergabung kembali dengan OPEC jika produksi minyak Indonesia meningkat dan ekspor minyak lebih besar daripada impor. "Jika produksi naik dan bisa mengembalikan status Indonesia menjadi net oil exporter, kami akan bergabung kembali dengan OPEC," katanya.

Kemudian pada 7 Mei 2015 Indonesia ingin kembali aktif dalam OPEC. Keinginan ini, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said sudah mendapatkan izin dari Presiden Joko Widodo. Namun Indonesia tak akan langsung kembali menjadi anggota. "Kita akan masuk sebagai peninjau dulu," kata dia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said  pada 15 Mei 2015  mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah menyetujui rencana Indonesia untuk kembali bergabung dengan OPEC. Menurut Sudirman, rencana tersebut sudah dua kali ia sampaikan kepada Presiden. "Beliau sependapat dengan saya," kata dia.

Alasanya menurut Sudirman, Indonesia bakal diperhitungkan dalam OPEC. Sebagai salah satu importir minyak terbesar mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam pasar minyak global.

EVAN/PDAT Sumber Diolah Tempo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

55 hari lalu

Uji coba penggunaan bakar bakar gas alam cair (LNG) untuk truk pengangkut bahan bakar gas (BBG). (Foto: ANTARA/HO-PT PGN Tbk)
Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.


Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Polisi melintas didepan barang bukti truk tangki pengangkut Bahan Bahan Minyak (BBM) Industri saat ungkap kasus tindak pidana migas di Polda Sumatera Selatan, Palembang, Selasa 22 Maret 2022. Polda Sumatera Selatan bersama BPH Migas mengamankan barang bukti Bahan Bakar Minyak (BBM) solar oplosan sebanyak 108 ton, enam truk tangki pengangkut solar Industri dan barang bukti lainnya serta  menangkap enam orang tersangka yang merupakan pekerja yang melakukan pengoplosan solar industri dicampur minyak mentah ilegal. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.


Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melakukan konferensi pers acara pameran bertajuk PLN Local Content Movement for The Nation (Locomotion) 2022, Jakarta Pusat, Rabu, 23 November 2022. TEMPO/Nabila Nurshafira
Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.


Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di sela Pertemuan Tahunan IMF- WB di Washington DC, AS, Selasa (11/10/2022) waktu setempat. ANTARA/Satyagraha
Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.


Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Dok.Tempo/Aditia Noviansyah
Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.


Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Ilustrasi Ekspor Impor Migas. antaranews.com
Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri


Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. ANTARA/Risbiani Fardaniah
Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.


Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina 31.40101 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu 16 April 2022. Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok BBM dan LPG selama Ramadhan hingga arus mudik lebaran Idul Fitri aman dan saat ini seluruh infrastruktur telah disiagakan meliputi delapan Terminal BBM, lima Terminal LPG, lima depot pengisian pesawat udara dan lebih dari 1900 lembaga penyalur BBM se-Jawa Bagian Barat serta lebih dari 38 ribu lembaga penyalur LPG. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.


Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Ilustrasi Ekspor Impor Migas. antaranews.com
Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil


Khawatir Diserang Rudal, Arab Saudi Tingkatkan Penjagaan di Kilang Minyak

11 Maret 2021

Militan Houthi menyerang ladang minyak Arab Saudi menggunakan drone pada Minggu, 7 Maret 2021. Sumber: Reuters
Khawatir Diserang Rudal, Arab Saudi Tingkatkan Penjagaan di Kilang Minyak

Pemerintah Arab Saudi mengatakan bakal meningkatkan keamanan di kilang-kilang minyak miliknya