TEMPO.CO , Jakarta - Perajin mobil mainan dari kayu, Marsaad, 75 tahun, mampu meraih omzet hingga puluhan juta rupiah setiap bulan. Namun ia tak bisa mengembangkan usaha yang telah digeluti sejak 35 tahun silam lantaran terhambat permodalan.
“Sebenarnya saya ingin mengembangkan usaha ini. Namun, karena terhambat modal, saya jalani saja yang ada," katanya saat ditemui di tokonya di Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Selasa, 8 September 2015.
Marsaad sempat membuka cabang di beberapa daerah. Namun sekarang ditutup lantaran kekurangan modal usaha untuk memasok barang.
Ia mengaku jumlah mainan yang diproduksi masih minim. "Kami hanya bisa memproduksi sekitar 1.000 unit per bulan. Itu masih jauh dari harapan," ucapnya.
Menurut dia, pembuatan mobil mainan masih bersifat manual, tanpa mesin yang canggih. Untuk membuat satu unit mainan ukuran sedang dibutuhkan waktu selama dua hari, dari pemotongan sampai proses pewarnaan. Untuk memproduksi mobil mainan, Marsaad dibantu 50 karyawan.
Marsaad berharap ada yang bisa memberikan pinjaman untuk menambah modal. "Saya ingin membangun pabrik agar produksi bisa maksimal dan tidak memakan waktu yang lama," katanya.
Dengan modal yang cukup kuat, ia berharap penjualan bisa meningkat. Saat ini Marsaad mampu menjual 5-10 unit untuk hari biasa. "Pada hari libur, penjualan bisa mencapai 60 hingga 70 unit per hari," katanya.
ABDUL AZIS