TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga kini masih melemah hingga mencapai Rp 14.132 per dolar AS, menyebabkan melambungnya harga jual berlian dan emas di Kota Denpasar dan sekitarnya.
"Melambungnya harga berlian dirasakan sejumlah pedagang yang mengaku rugi atas pengaruh dari tingginya nilai mata uang dolar AS tersebut," kata Nyoman Duarsa, seorang penjual berlian di Jalan Teuku Umar, Denpasar, Kamis, 3 September 2015.
Ia mengatakan kenaikan harga jual berlian mencapai 30 persen dengan kenaikan cincin kawin, misalnya, yang biasa dijual dengan harga Rp 11 juta kini mencapai Rp 14 juta.
"Karena dolar naik dan mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah, sehingga membuat harga penjualan naik hingga 30 persen," ujar Duarsa.
Duarsa mengatakan berlian yang dijual di toko miliknya adalah berlian impor yang didatangkan dari Hongkong dan Eropa. "Karena berlian impor ini dengan nilai mata uang dolar naik, maka harga jual ikut melambung,"ujar Duarsa.
Nyoman Duarsa mengaku naiknya mata uang dolar serta harga berlian yang tinggi menyebabkan konsumen di tokonya sepi.
Di lain pihak, seorang pengelola perusahaan penukaran valuta asing di Kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Arif Bustan, mengatakan setelah kenaikan mata uang dolar Amerika Serikat senilai Rp 14 ribu, terjadi kenaikan transaksi hingga 30 persen.
Sejak merosotnya nilai rupiah terhadap dolar, tempat penukaran uang selalu banyak dipenuhi warga lokal dan wisatawan mancanegara yang menukarkan dolarnya.
Meningkatnya transaksi penukaran uang hampir dialami sebagian besar perusahaan penukaran yang di Kuta dan sekitarnya.
"Dampak ini sangat jelas dimanfaatkan oleh warga dan wisatawan mancanegara untuk menukarkan uang dolar mereka simpan selama ini," ujar Arif Bustan.
Ia mengatakan wisatawan mancanegara yang sedang menikmati liburan di daerah ini dan warga setempat yang memiliki uang dolar sengaja menyimpan uangnya. Kemudian begitu dolar naik mereka lantas menukarkannya.
ANTARA