TEMPO.CO, Jakarta - Guna mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II segera meresmikan proyek kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) senilai Rp 3,5 triliun pada November 2015.
Direktur Utama PT Pelindo II R.J. Lino mengatakan saat ini perusahaan tengah mempersiapkan tahap desain. Bagian yang akan dikerjakan lebih awal antara lain meninggikan dua jembatan dan pengerukan (dredging).
“Nanti konsepnya adalah terminal yang akan kita jadikan satu dengan pelabuhan darat (dry port) Cikarang. Akan ada jalan penghubungnya dengan Cikarang,” ucapnya saat meninjau lokasi proyek di Cikarang, Rabu, 2 September 2015.
Lino menjelaskan, perusahaan akan membangun terminal yang dekat dengan Cikarang Dry Port milik Jababeka. Mengenai akses, Pelindo II akan membangun jalan khusus yang menghubungkan antara terminal dan Cikarang Dry Port.
Terminal yang akan dibangun ini rencananya terletak di Desa Muktiwati, Cibitung, dengan luas tanah sebesar 200 hektare.
Sesuai dengan rencana perusahaan, Lino memaparkan terminal yang terletak di sisi sungai yang bermuara di dekat Bekasi ini akan diperuntukkan bagi bijih besi, batu bara dan kontainer.
Lino menegaskan, nilai investasi proyek CBL mencapai Rp 3,5 triliun, termasuk pembangunan infrastruktur terminal. Berkaitan dengan kanalnya, dia menuturkan lebar yang dibutuhkan mencapai 70 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.
“Lebarnya 70 meter, sehingga bisa dilewati dua tongkang,” katanya. Pelindo II berjanji akan menggunakan tongkang yang ramah lingkungan dengan bahan bakar LNG. Tongkang itu dilengkapi dua baling-baling di sisi depan, dan belakangnya akan memiliki kapasitas 72-144 TEUS.
Lino mengklaim proyek CBL akan memberikan manfaat banyak, yakni mengurangi beban jalan dan menekan biaya logistik. Selain itu, yang paling penting adalah kanal ini akan berfungsi mengurangi banjir di Bekasi dan sekitarnya.
“Draf minus 5 meter itu mestinya sudah bagus, sehingga banjir di daerah di sana akan hilang,” ujarnya.
Kanal CBL juga akan memasok irigasi bagi daerah persawahan dan perkebunan di sekitarnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang ikut meninjau lokasi CBL menyatakan dukungannya dengan menegaskan pentingnya pembangunan proyek ini untuk pertumbuhan industri di Jawa Barat dan solusi transportasi barang yang efisien.
“Sekarang banyak angkutan mahal karena lewat jalan darat. Jadi saya pikir satu tongkang dengan kapasitas 140 kontainer kalau dijajar dengan truk itu 2,5 km. Kebayang kan satu tongkang menyelamatkan jalan darat 2,5 km. Pasti jauh lebih murah,” ujarnya.
Selain itu, Wagub Jawa Barat mengatakan keberadaan kanal CBL dipastikan akan mengantisipasi pertumbuhan industri ke arah timur.
“Makanya, saya bilang tadi ke Pak Lino, kalau habis ini, ke Cikampek, terusin aja sejauh mungkin. Kalau perlu, sampai Cirebon. Bertahaplah,” kata Deddy.