TEMPO.CO , Bandung: Gitar menjadi alat musik yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para penyukanya. Salah satunya adalah Joko W. Pria berusia 37 ini memulai usaha costem gitar pada 2000 lalu, seiring banyaknya pesanan.
Hobi membuat gitar yang ia geluti kini dibantu oleh 5 orang karyawannya. Peminat gitar buatannya tak hanya berasal dari dalam negeri.
"Usaha dari tahun 2000 itu karena saya memang hobi main gitar dan membuatnya. Lama-lama ada yang minta dibuatin akhirnya dari mulut ke mulut banyak pesanan yang datang. Bahkan ada juga pesanan dari Amerika minta untuk dibuatkan sesuai keinginannya" ujar Joko saat ditemui di rumahnya, Rabu ,26 Agustus 2015
Usaha yang ia geluti selama 15 tahun menjadikannya cukup terkenal di kalangan pencinta gitar. Bahkan beberapa band papan atas seperti ST12 sempat memesan gitar yang dibuat khusus olehnya.
Menurut Joko, yang membedakan gitar buatannya dan buatan pengrajin lain adalah detail yang diinginkan oleh pemesan, sehingga pemesan akan merasa sangat pas saat menggunakannya.
"Ini kan sifatnya costem, jadi seenaknya pemesan, sesuai seleranya aja, kalo ada yang kurang menurut dia, ditambah apa yang kurang dan sesuai yang dia mau. Sehingga gitarnya pas dan akan merasa cocok dengan yang punya" ujar Joko.
Dalam proses pembuatan gitar Joko dan pekerjanya yang lain hanya membutuhkan waktu selama 4 hari untuk 1 gitar yang dipesan, bentuk, harga dan bahan kayu yang dipakaipun cukup beragam, sesuai dengan pesanan. Harga yang di tawarkan untuk satu costem gitar adalah Rp 2 juta hingga Rp 10 juta untuk gitar-gitar normal. Harga tersebut sudah mencakup jika ada kekurangan dalam detail yang diinginkan, sehingga pelangganya puas dengan hasil karyanya.
"Bahan kayu ada yang dari luar negeri, seperti kayu maple itu dari Kanada tapi ada juga dari dalam negeri. Bahkan kalo untuk dijual keluar negeri, kayu asal Indonesia lebih tinggi harganya di banding kayu dari luar, karena kan di sana kayu maple banyak," ujar Joko.
Bertempat di Jalan Cigadung Timur, Sekemuning, Bandung, Joko dan karyawannya biasa mengerjakan pesanan gitar. Selain bisa melihat langsung proses pembuatannya, para pengunjung juga bisa langsung berbincang dengan Joko mengenai pembuatan gitar di bengkelnya tersebut.
DWI RENJANI