TEMPO.CO, Ternate - Harga daging sapi di Ternate, Maluku Utara, melonjak hingga menembus Rp 120 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 105 ribu per kilogram. Menurut Yakub Soleman, 47 tahun, salah satu pedagang daging di Pasar Gamalama, Ternate, lonjakan harga daging terjadi lantaran pasokan sapi dari luar, seperti dari Halmahera, kerap terlambat.
Pedagang daging di Ternate, menurut Yakub, umumnya memperoleh pasokan sapi sehari setelah daging dinyatakan habis terjual. Kondisi tersebut berlangsung sejak dua pekan terakhir.
"Kalau dibandingkan dengan bulan lalu, pasokan sapi saat ini sedikit terlambat. Makanya harga daging sapi saat ini lebih mahal. Tapi ini biasanya tidak bertahan lama," kata Yakub, Senin, 24 Agustus 2015.
Menurut Yakub, lonjakan harga daging sapi di atas wajar biasanya terjadi saat mendekati hari raya keagamaan. Namun lonjakan itu tidak sampai membuat ketersediaan daging sapi di pasar berkurang. Umumnya penjualan daging sapi di Ternate berjalan normal dan aman.
"Mungkin karena tingkat konsumsi daging sapi masyarakat Ternate masih rendah, sehingga pasokan daging selalu mencukupi. Hingga saat ini penjualan saya masih bagus," ujar Yakub.
Ibrahim, Ketua Ikatan Pengusaha Sapi Potong Maluku Utara, mengatakan stok daging sapi di Ternate masih cukup untuk dua bulan ke depan, sehingga dipastikan tidak timbul kelangkaan.
"Semuanya masih aman, harganya pun stabil. Dan jika terjadi kenaikan harga, maka pedagang biasanya menyesuaikan," kata Ibarahim.
Pada kondisi normal, menurut Ibrahim, pedagang daging di Ternate membutuhkan sepuluh ekor sapi. Seekor sapi layak potong kisaran harganya sekitar Rp 6 juta. Rata-rata pasokan sapi ke Ternate diambil dari sapi lokal Halmahera.
"Kami tidak mendapatkan pasokan dari luar Maluku Utara. Jadi memang semua daging sapi yang dijual di Ternate merupakan sapi lokal," ujar Ibrahim.
BUDHY NURGIANTO