TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar para menteri tetap kompak untuk menjaga kondisi ekonomi dalam negeri. Hal itu disampaikannya saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
Salah satu yang harus dilakukan untuk menjaga kekompakan menurut Kalla adalah dengan membuat program kerja yang saling berkaitan. "Beliau juga berpesan kalau ada masalah apa-apa, harus dituntaskan di internal," kata Luhut seusai bertemu Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 21 Agustus 2015.
Jika langkah itu tak ditempuh, dikhawatirkan ekonomi Indonesia akan semakin melemah seperti yang terjadi di Amerika Serikat. "Lihat saja semua, Amerika saja terkoreksi, jadi semua turun."
Pemerintah, kata dia, tetap optimis kondisi ekonomi dalam negeri masih akan mengalami perbaikan. Hanya, upaya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dilandasi oleh kehati-hatian yang cukup tinggi.
Dari segi politik, hukum, dan keamanan, Luhut mengklaim kondisinya cukup mendukung perekonomian dalam negeri. Kalla, menurutnya, menegaskan agar para pejabat negara kompak dalam menjalankan program kerjanya.
Menurut Luhut, kekompakan para menteri Kabinet Kerja saat ini sudah terjalin cukup baik. "Saya sudah lapor Wapres, saat ini tak ada menteri yang tak sepakat dengan perintah presiden, kalau ada yang tak setuju ya kita buang."
Pergerakan rupiah di pasar spot hari ini berakhir di level Rp 13.941 per dolar AS, terdepresiasi 56 poin atau melemah 0,40 persen dari penutupan kemarin.
Di sisi lain, kekompakan Kabinet Kerja Jokowi juga menjadi sorotan publik. Sebabnya adalah kritik yang dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli terhadap mega proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Bahkan, Rizal sempat menantang Kalla berdebat di depan umum.
FAIZ NASHRILLAH