TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan setelah dilantik, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, menggelar rapat perdana dengan jajarannya, Selasa malam 18 Agustus 2015. Malam itu Rizal membahas pengembangan sektor pariwisata. "Kenapa pariwisata? Karena sektor ini paling gampang menciptakan lapangan kerja," ujar Rizal usai rapat koordinasi di kantornya di gedung BPPT, Jakarta.
Rapat koordinasi tersebut hanya dihadiri Menteri Pariwisata Arif Yahya. Adapun menteri lainnya mengirimkan perwakilan. Sebagai menteri koordinator kemaritiman, Rizal mengkoordinasikan sejumlah kementerian, yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Rizal menjelaskan, sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, Rizal meminta Menteri Pariwisata Arif Yahya benar-benar serius dalam mengejar target 20 juta wisatawan asing dalam waktu lima tahun. "Kalau 2019 bisa 20 juta turis, minimal devisa 20 miliar dolar AS," ujarnya.
Di samping itu, Rizal juga berkeinginan untuk membuat tujuh tempat utama tujuan wisata selain Jakarta, Bali, dan Kepulauan Riau. "Kami ingin bangun lima sampai tujuh top destination dalam lima tahun," ujar dia.
Ketujuh tempat tujuan wisata tersebut akan dipilih berdasarkan kriteria seperti infrastruktur, keunikan dan keindahan daerah, serta lingkungan masyarakat yang bersahabat. Untuk mencapai hal tersebut Rizal telah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Lewat pariwisata kaitannya ke semua sektor. Pariwisata tak akan maju jika infrastruktur listrik, bandara, dan pelabuhan tak memadai. Harus ada Bandara, listrik, dan pelabuhan," ujarnya.
DEVY ERNIS