TEMPO.CO, Bogor - Peternak ayam menyalahkan cuaca sebagai penyebab naiknya harga menjadi Rp 41.000 perkilogram. "Faktor cuaca saat ini menyebabkan kualitas air menurun yang berdampak terhadap pertumbuhan ayam," kata Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional, Tri Hardianto.
Pernyataan Tri disampaikan di Sentra Pemotongan Ayam, Pondok Rumput, Kota Bogor pada Selasa, 18 September 2015. Menurutnya, faktor lain adalah sebagian besar peternak ayam mandiri tidak berani memelihara dan membesarkan ayam setelah Lebaran,
Saat ini, katanya, stok ayam tidak terlalu banyak karena sebagian besar peternak tidak melakukan pemelihara ayam dan membesarkan chicken of one day old (DOC) setelah Lebaran. Kecendrungan setiap habis Lebaran, harga ayam akan hancur atau turun, sehingga peternak merugi.
"Para peternak lebih memilih tidak membesarkan DOC, karena kecendrungan dalam 10 tahun terakhir harga ayam anjlok dan peternak banyak yang merugi, " kata dia.
Mereka memilih untuk tidak beternak, ujarnya, namun kenyataanya tahun ini harga ayam malah melonjak naik, namun ayam tidak ada.
Ditambah lagi, adanya kenaikan daging ayam di pasaran, yang akan disusul kenaikan harga pakan, harga chicken of one day old (DOC), sehingga banyak peternak yang memilih tidak memelihara dan membesarkan ayam.
Dia menjelaskan, harga DOC saat ini belum mahal, hanya pada kisaran 4000-4500 akan tetapi akan naik. Dia mengakui harga pakan di Indonesia paling mahal sehingga banyak peternak yang tidak berani dan menunggu hingga stabil.
Tri memperkirakan harga ayam akan kembali normal pada awal September. Saat ini harga ayam hidup dari peternak Rp 23-25 ribu, mungkin harga ayam hidup bisa turun menjadi Rp 18 ribu.
Ketua Asosiasi Pedagang Ayam Bogor Raya, Sonny Listen mengatakan saat ini peternak bukan tidak memiliki ayam. Namun ditahan oleh peternak skala perusahaan dengan tujuan menaikan harga. "Kata siapa stok ayam tidak ada, yang terjadi saat ini stok tersebut ditahan oleh perusahaan peternakan besar untuk menaikan harga," kata.
Sonny mengatakan ketika pihaknya berencana menggelar aksi mogok jualan, peternak besar menawarkan bahwa siap menyediakan berapa pun kebutuhan ayam dengan harga mahal Rp 23-25 ribu. Padahal, katanya, biasanya kami membeli Rp 19 ribu.
M SIDIK PERMANA