TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik memprediksi serbuan barang dari Cina akan semakin masif dan mulai terlihat pada Agustus ini dan seterusnya. Untuk itu BPS mewanti-wanti pemerintah agar memperketat impor barang dari Cina.
"Barang dari Cina akan banyak karena harganya semakin murah," ucap Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono di kantornya, Selasa, 18 Agustus 2015.
Menurut data BPS, tanpa ada devaluasi saja Cina terus menjadi pengimpor barang terbanyak ke Indonesia dengan nilai US$ 24 miliar atau 16,5 persen dari keseluruhan rekanan bisnis negara. Adi berharap otoritas berwajib seperti Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan dapat memperketat proses impor, terlebih lagi barang ilegal.
Adi mengatakan selain ilegal, ancaman barang KW selundupan juga akan semakin besar. "Kemungkinan ini ya pasti ada."
Adi berkata pemerintah diharapkan terus menggalakkan penggunaan barang dalam negeri. Ekspor juga harus terus digenjot agar tren surplus neraca peradagangan negara dapat dipelihara hingga akhir tahun.
BPS mencatatkan neraca perdagangan pada bulan Juli 2015 sebesar US$ 1,33 miliar. Total neraca perdagangan Januari hingga Juli tercatat sebesar US$ 5,73 miliar.
ANDI RUSLI