TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Utama PT Pertamina Widya Purnama meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, pada Selasa, 18 Agustus 2015, pukul 06.05 waktu setempat.
"Innalillahi wainnalillahi rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang, Bapak Widya Purnama," tulis istri Widya, Sri Hetty Indiyah, dalam pesan yang diterima Tempo, Selasa, 18 Agustus 2015.
Rencananya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka, Jalan Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat. "Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau, semoga almarhum khusnul khotimah," kata Hetty.
Widya, yang dikenal sebagai tokoh badan usaha milik negara, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 26 Juli 1954. Dia memulai kariernya sebagai karyawan biasa di PT Indosat.
Widya kemudian diangkat menjadi Manager Indosat Medan, Manajer Divisi Pengembangan Strategis Indosat, Direktur Utama PT EDI Indonesia, terakhir Direktur Utama PT Indosat Tbk.
Pada Rabu, 11 Agustus 2004, Widya melepas jabatannya di Indosat dan dilantik sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Dia merombak Pertamina untuk melawan mafia minyak. Namun, pada 8 Maret 2006, ia diganti karena dianggap sering berbeda kebijakan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara saat itu.
Widya sempat membuat terobosan saat memimpin Pertamina. Ia mengganti logo perusahaannya yang sudah berlaku selama 35 tahun. Logo yang semula bergambar dua kuda laut memeluk bintang kuning diubah menjadi simbol huruf P pada 2005.
Pertamina menggunakan jasa perusahaan Landor di San Francisco, Amerika Serikat, untuk merancang logo baru itu. Huruf P lancip pada logo baru Pertamina itu berarti “Pertamina akan melesat ke depan sebagai perusahaan dunia”.
PUTRI ADITYOWATI