TEMPO.CO, Jakarta - Perlambatan ekonomi nasional dinilai memiliki dampak yang sangat besar terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Para pelaku usaha tersebut terancam turun kelas.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Perempuan, Gender, dan UKM Nina Tursinah mengatakan di tengah perlambatan ekonomi saat ini, UMKM mengalami kesulitan untuk mempertahankan posisi mereka.
Daya beli masyarakat terus menerus turun. Dan disaat yang bersamaan, tingginya ongkos produksi membuat barang yang dihasilkan UMKM memiiliki harga yang tidak kompetitif. Produk UMKM tersebut, tidak lagi bisa terbeli oleh masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan segmen di atasnya tidak mampu menyerap produk-produk tersebut, karena tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Pemerintah kan mendorong bagaimana kita dorong UMKM harus naik kelas. Ini sekarang yang terjadi bukan naik, tapi turun. Dari menengah turun ke kecil, dari kecil menjadi mikro, yang mikro jadi informal sektor, dan informal pada berhenti,” kata Nina.
Kondisi tersebut, menurutnya, akan semakin memburuk jika tidak ada kebijakan dan dukungan pihak-pihak terkait mulai dari akses permodalan, akses pasar, dan akses birokrasi.