TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tekanan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah kemungkinan masih akan berlanjut. "Ada masalah (ekonomi) internasional, ada juga regional dan domestik. Karena gabungan dari tiga faktor yang terjadi itu, mau-tidak mau membuat tekanan pada rupiah tetap berlanjut," ucap Darmin Nasution di Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2015.
Darmin berujar, ada beberapa faktor yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan tertekan, di antaranya pasar yang tidak percaya dan minimnya investasi yang masuk.
"Bukan sekadar pasar yang tidak percaya, memang situasinya membuat tekanan pada rupiah. Ada beberapa hal, ada masalah internasional, ada juga regional dan domestik. Dari gabungan dari tiga itu, tekanan (pada rupiah) akan muncul beberapa kali," ujarnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah dalam beberapa bulan terakhir. Pada Jumat pagi, kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta melemah 56 poin menjadi Rp 13.765 per dolar AS.
Menurut Darmin, salah satu cara untuk memperbaiki nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah dengan mengundang investasi asing masuk, terutama dalam bentuk valuta asing (valas). "Semua itu sangat bergantung pada seberapa berhasil kita mengundang, senang atau tidak senang, investasi masuk, terutama dalam bentuk dolar dan dalam valas," katanya. "Kalau ada capital inflow (modal masuk), tekanan akan cepat reda."
ANTARA