Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rupiah Melemah, Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tak Melonjak  

image-gnews
Rombonga prajurit (bergada) Lombok Abang memasuki gapura komplek Kraton pada lomba baris-berbaris antar prajurit Kraton Yogyakarta, 12 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Rombonga prajurit (bergada) Lombok Abang memasuki gapura komplek Kraton pada lomba baris-berbaris antar prajurit Kraton Yogyakarta, 12 Agustus 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Meski nilai tukar rupiah terhadap dolar masih melemah di kisaran Rp 13.700 per dolar Amerika, belum terlihat adanya lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara ke Yogyakarta. Pada bulan Juli-Agustus, biasanya wisatawan tersedot ke kawasan Keraton Yogyakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur atau Prambanan.

Petugas Tepas Pariwisata Keraton Yogyakarta Amirul mengatakan pada dua pekan pertama bulan ini, kunjungan wisatawan mancanegara ke keraton hampir sama dengan tahun lalu. "Sekitar 500-700 orang per hari, seperti tahun lalu, tak ada efek penguatan dolar," ujar Amirul yang juga pemandu turis khusus Belanda itu.

Kedatangan wisatawan mancanegara kali ini didominasi turis Eropa sekitar 70 persen dari kunjungan harian. Mereka adalah turis asal Belanda, Prancis, dan Jerman. Sedangkan dari kawasan Asia masih didominasi asal Jepang.

Amirul mengatakan tidak adanya lonjakan kunjungan wisatawan kemungkinan disebabkan adanya prosedur baru manajemen lalu lintas di kawasan Keraton. "Dengan larangan bus masuk alun-alun itu, pihak travel memisahkan paket ke Keraton untuk kunjungan. Dulu dibuat satu paket (dengan candi Borobudur dan Prambanan). Sekarang turis bayar dua kali jika ke Keraton. Nah, ada yang mau ada yang tidak," ujar Amirul.

Padahal, kemungkinan jika bus wisata masih boleh masuk Alun-alun Utara dan tembus sampai Keraton, turis yang datang lebih banyak. “Harga tiket masuk Keraton juga tidak berubah sejak tahun 2005, masih Rp 12.500 per orang," ujarnya.

Saat musim seperti ini, tingkat kunjungan wisatawan domestik fluktuatif, berkisar 100 orang per hari dengan harga tarif Rp 5.000 per orang. Akibat stagnannya jumlah turis mancanegara, dari sebanyak 50 pemandu atau guide di Komplek Keraton, kini hanya 20-30 orang per hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan di objek wisata Taman Sari yang juga berada di Komplek Keraton, kunjungan turis mancanegara meningkat. "Dari Juli yang hanya 200 orang per hari, Agustus ini naik dua kali lipat lebih untuk turis mancanegara," ujar Parjiyo, petugas loket Tamansari. Harga tiket di Tamansari sama dengan masuk Keraton, Rp 12.500.

Sedangkan di komplek Pagelaran Keraton, tempat yang juga menjadi museum penyimpanan berbagai atribut tradisi Keraton, kunjungan turis mancanegara lebih sedikit. Hanya sekitar 150 orang perharinya. "Tapi ini memang jumlah kunjungan normal dari tahun ke tahun," ujar Davis, petugas loket Pagelaran Keraton.

Ketua Koperasi Forum Komunikasi Alun-alun Utara Muhammad Fuad menuturkan penataan Alun-alun Utara memang tak akan mengubah larangan bahwa bus besar lantas bisa beroperasi kembali di area itu.

"Semua bus wisata tetap diminta parkir di luar Komplek Keraton agar tak semrawut, lalu wisatawan menggunakan shuttle bus yang disediakan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

2 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

42 hari lalu

CEO Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra. Instagram/setiaputrairfan
Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

43 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

43 hari lalu

Pesawat Garuda Indonesia dengan corak Pocari Sweat merupakan bagian dari kampanye Sweat to Discover yang diluncurkan Kamis, 2 Februari 2024. Kampanye ini bertujuan mengembangkan sport tourism di Indonesia. (Tempo.co/Mila Novita)
Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

47 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Salahudin Uno Menparekraf mengalungkan bunga ke salahs satu wisman yang baru datang di Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Senin (1/1/2024). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.