Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alam Liar Tak Boleh Merosot, Target Devisa Ekspor 5 Triliun

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Opsetan utuh Kepala dan kulit Rusa hasil Pelaksanaan Penertiban Peredaran Satwa Dilindungi Undang-Undang di Kantor Balai Besar KSDA, Bandung, Jawa Barat, 31 Juli 2015. Petugas menyita 69 buah hiasan satwa liar dari sebuah toko yang menjual barang baru dan bekas dalam perkara tindak pidana bidang kehutanan. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Opsetan utuh Kepala dan kulit Rusa hasil Pelaksanaan Penertiban Peredaran Satwa Dilindungi Undang-Undang di Kantor Balai Besar KSDA, Bandung, Jawa Barat, 31 Juli 2015. Petugas menyita 69 buah hiasan satwa liar dari sebuah toko yang menjual barang baru dan bekas dalam perkara tindak pidana bidang kehutanan. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kendati berupaya mengejar target devisa Rp5 triliun per tahun, pemerintah tidak ingin tanaman dan satwa liar (TSL) Indonesia di alam bebas turun drastis.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bambang Dahono Adji optimistis target devisa tahunan TSL tercapai dengan cara meningkatkan kontribusi ekspor TSL hasil penangkaran.

“Sekitar 30% ekspor TSL saat ini masih penangkaran sisanya tangkap alam. Untuk apa kita kejar target tinggi tapi nanti keanekaragaman hayati kita habis. Jadi pemerintah pelan-pelan berupaya menggenjot penangkaran,” katanya di Jakarta.

Selama ini, kuota ekspor TSL ditetapkan oleh Kementerian LHK atas rekomendasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang merupakan otoritas ilmiah CITES atau Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora.

Angka kuota diperoleh dari survei populasi yang dilakukan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian LHK dan masukan dari asosiasi pengusaha TSL.

Bambang mengungkapkan saat ini terdapat 776 perusahaan penangkar TSL di seluruh Indonesia. Langkah mengenjot penangkaran juga dilakukan buat menyiasati larangan CITES untuk mengekspor beberapa TSL yang ditangkap dari alam bebas.

Bambang mencontohkan salah satu satwa yang terkena larangan CITES adalah jalak bali. Kementerian LHK menaksir ada 40 ekor jalak bali berkeliaran di alam liar, sementara jalak bali dari 60 perusahaan penangkaran mencapai ribuan ekor.

“Kami telah meminta CITES untuk merevisi larangan itu dengan membeberkan jumlah jalak bali tangkaran. Sudah dua bulan ini CITES di sini dan semoga hasil evaluasi mereka nanti akan membolehkan ekspor,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Bambang, Indonesia adalah negara penghasil TSL paling penting buat pasar luar negeri. Pasar Eropa dan Amerika Serikat, misalnya, meminati ular piton dan buaya;  Negara-negara Arab dan China getol meminta Gaharu; sementara Jepang adalah target pasar kura-kura.

Kendati begitu, dia menilai Indonesia masih perlu menggencarkan pemasaran di luar negeri agar potensi devisi bisa lebih maksimal. Saat ini, ekspor Indonesia ke sebagian negara tujuan masih transit di Singapura.

“Padahal kalau misalnya langsung ke China nilai ekspor bisa lebih tinggi 30% dibandingkan kalau singgah dulu ke Singapura. Jadi peran diplomasi teman-teman kedutaan sangat penting.”

Sebelumnya, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian LHK Tachrir Fathoni menungkapkan realisasi penerimaan devisa dari ekspor TSL hingga Juli 2015 baru mencapai Rp1,5 triliun atau 30% dari target Rp5 triliun selama tahun ini.

Dia berdalih mengatakan lambatnya pencapaian target karena kementerian baru mulai menetapkan kuota TSL pada April 2015. Pasalnya, selama kuartal I, institusi itu masih disibukkan dengan transisi pascamerger Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

19 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

25 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

45 hari lalu

Petugas BKSDA Aceh bersama tim dokter hewan membedah bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di kawasan Hutan Desa Lancong, Sungaimas, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 20 Desember 2023. Sampel organ yang diambil di antaranya cairan usus, limpa, hati, darah, potongan usus, jantung, dan kotoran guna uji laboratorium untuk memudahkan proses penyelidikan penyebab kematian. ANTARA/Syifa Yulinnas
Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.


Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

47 hari lalu

Aktivis dari People for The Ethical Treatment of Animal (PETA) mengenakan topeng kodok saat aksi menuntut mengakhiri impor paha kodok di depan Kedutaan Besar Prancis, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. PETA mendesak Pemerintahan Prancis untuk berhenti menyokong industri kodok yang kejam dan mengajak semua orang untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan dengan menjadi vegan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?


Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

51 hari lalu

Sidang perkara perdagangan orang utan dengan terdakwa Ramadhan dan Reza Heryadi di PN Medan. Foto: Istimewa
Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri


Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

51 hari lalu

Tim INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint System) Polres Aceh Selatan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian harimau sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Desa Ibuboh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, Aceh, Kamis 26 Agustus 2021. Olah TKP tersebut dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang akan menjadi titik terang atau petunjuk dalam mengungkap kasus kematian tiga ekor harimau sumatera di kawasan itu. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

Sebanyak 35 khatib masjid di Aceh diberi bekal pengetahuan soal larangan berburu satwa liar dan satwa dilindungi.


Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

18 Februari 2024

Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di kandang yang tak terawat di kebun binatang Medan Zoo, Sumatera Utara, Sabtu, 20 Januari 2024. Wali Kota Medan Bobby Nasution akan menutup sementara Medan Zoo selama dilakukan proses pembangunan dan perbaikan. ANTARA FOTO/Yudi
Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

Kematian beruntun lima harimau di Medan Zoo menuai kecaman organisasi global perlindungan satwa liar. Kebun binatang dinilai sebagai penjara satwa.


Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.


Penguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay

26 Januari 2024

Penguin di Bandara Wellington, Selandia Baru (Instagram/@wellingtonairport)
Penguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay

Penguin kecil ini merasa tidak nyaman karena suhu yang panas, akan dilepas ke alam liar setelah perawatan di kebun binatang.


7 Hal yang Dilarang saat Safari ke Hutan untuk Melihat Satwa Liar

26 Januari 2024

Potret anak badak Sumatera berjenis kelamin jantan yang lahir pada Sabtu, 25 November 2023. Anak badak Sumatera itu lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung. Dok KLHK
7 Hal yang Dilarang saat Safari ke Hutan untuk Melihat Satwa Liar

Safari hutan untuk bertemu dengan satwa liar perlu kehati-hatian dan tanggung jawab tinggi supaya tidak merugikan individu atau satwa yang ada.