TEMPO.CO, Semarang - Kegiatan usaha di Jawa Tengah dinilai tumbuh pesat dibandingkan dengan triwulan pertama 2015. Pertumbuhan itu tercatat dalam survei yang dilakukan kantor perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah.
“Meski relatif sama dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 35,90 persen,” kata Deputi Kepala Perwakilan direktur Marlison Hakim, Senin 3 Agustus 2015.
Marlison menjelaskan, ukuran pertumbuhan survei sektor usaha di Jateng itu dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban “meningkat” dan yang memberikan jawaban “menurun” dikalikan dengan bobot sektor atau subsektor. “Meskipun kegiatan usaha tumbuh meningkat, kapasitas produksi pada triwulan tiga 2015 relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya,” kata Marlison menambahkan.
Menurut dia, pertumbuhan kegiatan usaha ini terjadi pada seluruh sektor ekonomi, termasuk tiga sektor ekonomi utama di provinsi Jawa Tengah, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sedangkan kondisi likuiditas dan kondisi rentabilitas perusahaan masih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.
Selain mengukur pertumbuhan sektor usaha, BI perwakilan Jateng juga melihat akses perbankan yang sebelumnya mengalami hambatan dan berdampak pada kegiatan investasi pada triwulan dua tahun 2015 sebesar 4,80 persen atau lebih rendah daripada triwulan sebelumnya sebesar 10,08 persen.
Hal ini menimbulkan efek penggunaan tenaga kerja mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebagaimana tercermin melalui SBT sebesar minus 0,37 persen pada triwulan dua 2015, sedangkan triwulan sebelumnya sebesar 0,80 persen.
Sementara itu, tekanan harga jual pada triwulan dua 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari penurunan SBT dari 29,93 persen pada triwulan satu 2015 menjadi 24,75 persen pada triwulan dua 2015.
BI Jateng memperkirakan kegiatan usaha pada triwulan tiga Juli hingga September 2015 akan meningkat yang ditunjukkan dengan angka SBT sebesar 45,66 persen.
“Pertumbuhan terjadi di hampir seluruh sektor, terutama pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan SBT sebesar 13,93,” kata Marlison memperkirakan.
Perkiraan yang ia sampaikan itu berdasarkan jawaban responden secara umum responden memperkirakan kegiatan investasi pada triwulan tiga akan meningkat dibandingkan dengan realisasi investasi triwulan berjalan.
Hal ini tercermin dari SBT realisasi investasi triwulan berjalan sebesar 4,80 persen, sedangkan SBT perkiraan investasi triwulan tiga 2015 sebesar 6,39 persen.
EDI FAISOL