TEMPO.CO, Jakarta - Untuk meningkatkan literasi keuangan, PT Bank Permata Tbk mengadakan kegiatan belajar sambil bermain melalui peran bankir-bankir cilik bagi siswa sekolah dasar.
Vygotsky, seorang pakar perkembangan kognitif anak mengatakan aktivitas bermain mengembangkan pemikiran abstrak anak. Untuk anak yang berusia dibawah 12 tahun, masih sulit untuk memahami konsep abstrak seperti konsep uang.
"Melalui bermain dengan seseorang yang lebih kompeten seperti orangtua, guru maupun teman maka anak akan lebih mudah memahami konsep abstrak tersebut," tulisnya dalam keterangan resmi, Jumat (31 Juli 2015).
EVP Head Corporate Affairs PermataBank Leila Djafaar mengatakan perusahaan sangat bangga dapat memperkenalkan modul-modul terbaru si Bintang melalui program Permata Bankir Cilik yang juga menggunakan metode fun based learning.
Leila menuturkan bahwa konsep uang yang abstrak bagi anak-anak diterjemahkan dalam permainan kreatif seperti ular tangga si Bintang yang sebenarnya. Permata Bankir Cilik melibatkan 40 siswa-siswi yang berasal dari daerah seperti Karet, Kuningan, Menteng dan Pondok Aren.
Kegiatan ini didasari oleh riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengungkapkan bahwa lebih dari 75% masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi yang rendah terhadap produk finansial dan keuangan.