TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Iran kembali membahas kerja sama pembangunan pabrik PT Pupuk Sriwijaya (Persero). Pembahasan ini kembali mencuat setelah Iran dipastikan akan segera lepas dari embargo ekonomi negara Barat.
"Kami berharap seluruh kesepakatan bisa dijalankan, termasuk pembangunan pabrik pupuk," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi setelah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2015.
Bahkan, menurut Mohammadi, pembangunan pabrik pupuk yang sempat terhenti tersebut termasuk agenda utama rencana kerja kedua negara.
Pembangunan pabrik perusahaan pupuk milik negara itu juga diperlukan untuk meningkatkan investasi kedua negara. Namun Mohammadi mengaku belum bisa memastikan kapan pabrik tersebut akan dibangun. Sebab, Iran masih menghadapi berbagai permasalahan terkait dengan embargo internasional yang baru akan dicabut dalam waktu dekat.
Mohammadi diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla selama sekitar setengah jam untuk membahas beberapa isu. Selain permasalahan Islam global, keduanya juga membicarakan kerja sama di berbagai sektor, seperti industri keuangan dan teknologi nuklir.
Pembahasan mengenai pembangunan pabrik pupuk sebelumnya juga pernah mengemuka saat Kalla bertemu dengan Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Manajemen dan Perencanaan Mohammad Bagher Nobakht di Jakarta, Rabu, 29 April 2015.
PT Pupuk Sriwijaya (Persero) pernah mengikat kerja sama dengan Iran National Petrochemical Company terkait dengan pembangunan pabrik pupuk pada 2010. Kedua perusahaan yang sama-sama milik negara itu sepakat mendirikan pabrik pupuk secara patungan di Iran. Pupuk Sriwijaya saat itu direncanakan mengantongi 70 persen saham. Namun rencana itu gagal karena kendala keuangan.
Embargo ekonomi terhadap Iran rencananya akan dicabut dalam waktu dekat. Ini setelah beberapa negara, yaitu Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat, mencapai kesepakatan bersejarah dengan Iran mengenai teknologi nuklir pada Selasa pekan lalu. Kesepakatan itu memastikan Iran tidak diperbolehkan lagi mengembangkan bom nuklir.
FAIZ NASHRILLAH