TEMPO.CO, Banyuwangi - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menunda rencana menambah frekuensi penerbangan rute Surabaya-Banyuwangi dan Banyuwangi-Surabaya. General Manager Garuda Indonesia Cabang Banyuwangi Ismu Gito Waluyo mengatakan penundaan tersebut dilakukan karena masih tingginya aktivitas vulkanis Gunung Raung yang berimbas pemberlakuan kebijakan buka-tutup Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi.
Sebelumnya Garuda berencana menambah satu kali penerbangan untuk kedua rute itu setelah akhir Juli 2015. Dengan demikian, dalam sehari Garuda menempuh dua kali penerbangan.
Menurut Ismu, izin dan slot waktu telah terbit dari Kementerian Perhubungan. Rencana semula, Garuda akan terbang dari Surabaya lebih awal, yakni pada pukul 06.00 WIB dan dari Banyuwangi pada pukul 07.00 WIB. Sebelumnya, Garuda hanya terbang sekali pada pukul 13.00 WIB. “Sebenarnya pasca-Lebaran ini akan kami mulai, tapi kondisi alam ternyata tidak memungkinkan.”
Ismu menyebutkan penambahan frekuensi penerbangan kemungkinan besar dilakukan pada September 2015. "Itu pun apabila aktivitas Gunung Raung menurun, sehingga tidak mengganggu penerbangan."
Garuda mengalami kerugian setelah Bandara Blimbingsari sempat tutup selama sebelas hari. Namun Ismu menolak menyebutkan angka kerugian itu.
Kepala Bandara Blimbingsari Sigit Widodo membenarkan informasi bahwa seluruh perizinan Garuda untuk menambah frekuensi penerbangan sudah selesai. Bahkan pihaknya sudah mengajukan permintaan perpanjangan jam operasional dari semula 08.00-16.00 menjadi 07.00-16.00. “Tapi sekarang ditunda,” katanya.
IKA NINGTYAS