TEMPO.CO, Samarinda - Total E&P Indonesie siap berdiskusi dengan PT Pertamina soal pengelolaan Blok Mahakam Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Pemerintah menyerahkan pengelolaan blok kaya gas ini dan seluruh negosiasi kerjasama pada Pertamina terhitung sejak 2017 mendatang.
“Kami siap berdiskusi soal partisipasi kelanjutan pengelolaan Blok Mahakam,” kata President 7 General Manager Total E&P Indonesie, Hardy Pramono, Selasa 21 Juli 2015.
Hardy mengatakan perusahaannya siap menghadirkan keahliannya dalam eksploitasi dan eksplorasi minyak gas di Blok Mahakam. Tujuan utamnya juga memberikan keuntungan finansial bagi Pemerintah Indonesia.
Namun demikian, Hardy memastikan kelangsungan kerjasama ini juga tergantung kesepakatan bersama antara Total E&P Indonesie dengan Pertamina. Kesepakatan nantinya membahas soal besaran keuntungan partisipasi yang sekiranya diterima Total dan Inpex.
“Sekarang terlalu dini untuk membahas kesepakatan dan partisipasi perusahaan. Namun kami siap berbuat terbaik agar bisa direalisasikan kesepakatan bersama,” ujarnya.
Pemerintah mempercayakan pengelolaan Blok Mahakam pada Pertamina pada 2017 nanti. Pertamina diberikan hak seluas luasnya dalam menjalin kerjasama pengelolaan Blok Mahakam bersama pihak lain.
Sejauh ini, Pertamina sudah menawarkan kerjasama dengan membagi 30 persen saham Blok Mahakam dengan Total Indonesie dan Inpex dengan sistim share down. Sistem ini adalah kerjasama hak pengelolaan suatu blok minyak gas di suatu kawasan.
Produksi Total E&P Indonesie mensuplai 80 persen industry pengolahan gas kilang Badak LNG Bontang. Produksi Blok Mahakam mencapai 1.761 Bcf/d dan 67.600 bod minyak dan kondesat.
Total mengelola 107 sumur lama serta 111 sumur diantaranya yang masih dalam pengembangan. Perusahaan ini mempekerjakan sedikitnya 20 ribu karyawan yang bekerja setiap hari terdiri 3.700 (dalam negeri), 107 (luar negeri) dan 125 (multi nasional).
Total E&P Indonesie menyumbangkan penerimaan negara sebesar Rp 830 triliun. Keseluruhan produksi Blok Mahakam sebesar 80 persen diserahkan sebagai pemasukan negara.
SG WIBISONO