TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana menggunakan dana pinjaman luar negeri sebesar US$2,1 miliar untuk pembangunan sembilan proyek bendungan baru.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kesembilan proyek bendungan yang pembangunannya akan didanai dengan utang luar negeri antara lain adalah bendungan Komering II Sumatera Selatan, bendungan Jambo Aye di Aceh, bendungan Pelosika Sulawesi Tenggara.
Kemudian, bendungan Lambakan Kalimantan Timur, Bendungan Jenelata Sulawesi Selatan, bendungan Bonehulu Sulawesi Selatan, bendungan Ladongi Sulawesi Tenggara, bendungan Kuwil Minahasa Utara, bendungan Rokan Kiri Rokan Hulu.
“Pembangunan sembilan bendungan tersebut dilaksanakan untuk mendukung program kedaulatan pangan yang menjadi program prioritas pemerintahan saat ini,” kata Basuki, Selasa, 21 Juli 2015
Dia menuturkan, pihaknya telah mengajukan usulan pinjaman luar negeri sebesar US$2,1 miliar untuk pembangunan sembilan bendungan baru kepada Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selain usulan penggunaan pinjaman luar negeri untuk pembangunan bendungan, pihaknya juga akan segera mengajukan usulan penggunaan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur prioritas seperti pembangunan jalan tol, jembatan, jalan nasional, sistem penyediaan air minum (SPAM), perumahan rakyat, pengolahan limbah dan beberapa proyek lainnya.
Adapun, besaran usulan utang luar negeri yang diajukan Kementerian PUPR untuk periode 2015-2019 ialah US$23 miliar.
“Daftar proyeknya sudah selesai disusun, berikutnya tinggal diserahkan ke Bappenas untuk evaluasi dan penajaman, setelah itu akan dibahas lebih lanjut pada sidang kabinet. Kami berharap agar usulan pinjaman luar negeri ini bisa disetujui seluruhnya,” ujarnya.