TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan di tengah perlambatan ekonomi, penyaluran kredit yang berbasis di dalam negeri masih mencatatkan pertumbuhan positif di banding segmen lain.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan beberapa pimpinan tertinggi entitas bank di Indonesia mengklaim masih bisa mencatatkan pertumbuhan pinjaman di posisi 14%-16% pada paruh pertama tahun ini.
“Saya tanya itu kredit di segmen apa dan ternyata pada umumnya merupakan sektor dalam negeri. Jadi yang lemah itu luar negeri, tapi sebetulnya ekonomi dengan basis pasar dalam negeri masih memiliki potensi terutama UMKM ,” jelas Muliaman di Jakarta, pekan lalu.
Dengan fakta tersebut, Muliaman menuturkan pihaknya bakal menggelar berbagai aksi untuk mengakselerasi pertumbuhan kredit. “Jadi kami berharap bisa memberikan stimulan, kami akan mendorong terutama pemberian kredit kepada UMKM.”
Adapun, dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan OJK menunjukkan hingga April 2015, kredit di sektor UMKM baru tumbuh sebesar 2% secara y-t-d dari Rp671,72 triliun pada Desember 2014 menjadi Rp688,29 triliun. Secara tahunan, pinjaman yang disalurkan bankir ke sektor tersebut tumbuh 9,7% y-o-y dari Rp627,52 triliun pada April 2014.
Jika dibandingkan dengan kondisi pertumbuhan di segmen ini dalam empat tahun terakhir, rekaman peningkatan pinjaman ke UMKM hingga April 2015 tercatat menjadi yang paling lambat. SPI mencatat pertumbuhan kredit UMKM untuk posisi 2012, 2013, dan 2014 pada periode April masing-masing tumbuh di posisi 19,3%, 15,9%, dan 15,55% secara y-o-y.
Sementara itu, hingga April 2015, OJK juga merekam rasio kredit bermasalah di segmen UMKM mencapai 4,4% atau naik 66 basis poin dari 3,74% pada bulan yang sama tahun sebelumnya.