TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan terus memantau perkembangan aktivitas sejumlah gunung berapi aktif di Indonesia. Pasalnya, letusan gunung-gunung ini berpotensi memengaruhi jadwal penerbangan dan menutup bandar-bandar udara. Saat ini, setidaknya ada lima gunung berapi yang tengah dipantau.
"Kami memang monitor terus," kata Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan, Julius Adrivada Barata, ketika dihubungi Sabtu 18 Juli 2015. Kelima gunung berapi yang dipantau adalah Gunung Raung, Gunung Gamalama, Gunung Dukono, Gunung Sinabung dan Gunung Sirung.
Saat ini, kata Julius, Bandara Notohadinegoro, Jember, masih ditutup akibat abu vulkanik Gunung Raung, Jawa Timur. "Bandara lain yang sebelumnya terdampak abu Raung, sudah buka," katanya.
Selain itu, Kementerian Perhubungan juga mengeluarkan nota peringatan terkait potensi letusan gunung berapi (Notice to Airmen/Notam) untuk Bandara Babullah, Ternate, dan Bandara Gamarmalamo, Halmahera Utara. “Gamarmalamo masih ditutup akibat abu Gunung Dukono dan dimonitor petugas lokal setempat,” ujar Barata.
Sementara Bandara Babullah ditutup lantaran aktivitas Gunung Gamalama. Hari ini, Gunung Gamalama memicu 15 kali gempa tremor disertai 8 amplitudo. Gunung tersebut juga terus mengeluarkan abu vulkanik.
Dua gunung lain yang dimonitor adalah Gunung Sinabung (Sumatera Utara), dan Gunung Sirung (Nusa Tenggara Timur). Sampai saat ini, kata Barata, abu vulkanik kedua gunung tersebut tidak mengganggu ruang udara di atas bandara. “Jika terpapar akan ditindaklanjuti dengan mengeluarkan Notam,” katanya.
Menurut Barata, aktivitas penerbangan di Indonesia paling dipengaruhi gunung-gunung aktif di Jawa. Sebelumnya, Kementerian Perhubungan sempat menutup Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Abdurahman Saleh (Malang), dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi), karena abu vulkanik Gunung Raung.
SINGGIH SOARES