TEMPO.CO, Jakarta - Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang ditutup menyusul peningkatan aktifitas Gunung Raung. Abu vulkanik menyembur menganggu penerbangan. Seluruh penerbangan dihentikan sejak siang. Sedangkan penerbangan sejak pagi sampai siang normal.
"Penutupan bandara sesuai keputusan Kementerian Perhubungan," kata Manager Area Sriwijaya Air Malang, Muhammad Yusri Hansyah, Kamis 16 Juli 2015. Sriwijaya Air, katanya, mengikuti regulasi yang ditentukan Kementerian Perhubungan. Terutama demi keamanan dan keselamatan penumpang penerbangan sipil.
Sedangkan guyuran abu vulkanik tak turun atau terlihat di kawasan Bandara Abdulrachman Saleh Malang. Sriwijaya Air membatalkan dua penerbangan Jakarta-Malang dan dua penerbangan Malang-Jakarta. Total setiap penerbangan mengangkut 140 penumpang. "Arus mudik penumpang penuh," katanya.
Para penumpang yang batal terbang ditawarkan dua pilihan. Yakni menjadwal ulang penerbangan berikutnya atau mengembalikan uang seharga tiket. Sedangkan khusus penumpang Malang-Jakarta bisa dijadwalkan besok Jumat. "Besok kursi yang terisi baru 70 persen," ujarnya.
Sedangkan selama arus mudik lebaran, Sriwijaya Air melayani empat kali penerbangan Malang-Jakarta. Sebelumnya setiap hari melayani tiga kali perjalanan. Penutupan aktifitas di Bandara Abdulrachman Saleh sesuai keputusan Kementerian Perhubungan.
"Demi keamanan dan keselamatan penerbangan," katanya. Setiap hari, Bandara Abdulrachman Saleh diterbangi empat maskapai penerbangan. Citilink Malang-Jakarta satu kali terbang, Garuda Malang-Jakarta dua kali, Sriwijaya Air tiga kali dan Lion Air Malang-Denpasar satu kali.
Sementara Kepala Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Abdulrachman Saleh, Suharno tak bisa dihubungi. Telepon selulernya tak aktif. Salah seorang penumpang, Muhaimin merencanakan mudik bersama keluarga ke Jakarta. "Rencana pulang, lebaran berkumpul dengan keluarga. Tapi Tuhan berkehendak lain," ujarnya.
Ia pasrah dan kembali ke rumah serta menghabiskan waktu libur lebaran di Malang. Muhaimin mudik ke rumah orang tua di Jakarta bersama anak dan istri.
EKO WIDIANTO