TEMPO.CO, Jakarta - PT Petrogas Jatim Hilir (PJH) menyatakan siap menyokong rencana pemerintah mengembangkan Surabaya sebagai kota percontohan di Indonesia dalam hal pengembangan jaringan gas bumi untuk konsumen rumah tangga.
Perusahaan yang telah mengelola fasilitas City Gas di Sidoarjo dan Surabaya sejak 2011 itu menjamin tidak akan mengambil keuntungan dari proyek Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Surabaya tersebut.
“Rencana Menteri ESDM layak kita dukung. Sekalipun, dalam ketentuan baru, jaringan gas yang akan dibangun Kementerian ESDM akan diserahkan ke BUMN, tapi Petrogas Jatim Hilir tetap ingin berkontribusi menyukseskan program ini,” kata Direktur Utama PT Petrogas Jatim Hilir Agus Dwi Minarno dalam pernyataan resmi, Rabu, 15 Juli 2015.
Dalam dukungannya, PJH menjalankan misi dari PT Petrogas Jatim Utama (PJU), yang merupakan badan usaha milik daerah kepunyaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang menempatkan proyek City Gas sebagai bagian dari corporate social responsibility.
Melalui proyek City Gas tersebut, PJU dan PJH berminat membuktikan BUMD Jawa Timur juga serius menekuni bisnis migas. “Kami bisa menunjukkan bahwa BUMD bisa profesional dalam industri migas, tidak menjadi calo sebagaimana yang selama ini banyak ditudingkan kepada BUMD,” ujarnya.
Untuk diketahui, hingga akhir 2014, PJH telah mengelola sambungan gas untuk 2.763 rumah tangga di Surabaya dan 6.118 rumah tangga di Sidoarjo. Cakupan di wilayah Surabaya antara lain Rungkut, sementara di Sidoarjo antara lain Ngingas, Wedoro, Medaeng, dan Tambak Sawah.
“Keberadaan City Gas bukan sekadar menjadi salah satu ciri kota modern, lebih dari itu akan memudahkan hidup warganya dan membuat pengeluaran lebih efisien. Karena itu, Surabaya yang terus tumbuh layak menjadi role model City Gas,” tutur Agus.
Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said berencana menjadikan Surabaya sebagai percontohan bagi kota-kota lain di Indonesia dalam pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga. Dia mengatakan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Surabaya telah dilakukan oleh Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Migas pada tahun 2009, yakni sebanyak 2.900 sambungan rumah di Kelurahan Kali Rungkut dan Rungkut Kidul.
Hingga saat ini, di Surabaya telah terdapat sekitar 15.900 sambungan rumah yang terdiri atas 2.900 sambungan rumah yang dibangun dengan dana APBN. Serta, sekitar 13 ribu sambungan rumah yang dibangun dengan dana milik badan usaha milik negara.
Rencananya, Kementerian ESDM bersama BUMN akan kembali membangun jaringan untuk 24 ribu sambungan rumah pada 2016. Rencana itu terbagi atas tiga wilayah, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Timur.