TEMPO.CO, Tasikmalaya - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana) Priangan Timur dan PT Pertamina menambah alokasi elpiji 3 kilogram pada sepuluh hari sebelum dan setelah Lebaran untuk wilayah Priangan Timur. Penambahan alokasi dilakukan menjelang Lebaran hingga H+7 Idul Fitri.
"Pada hari-hari tersebut ditambah 100 persen di luar jatah reguler. Hari Minggu kami tetap pasok. Pasokan tidak pernah berhenti," kata Ketua Hiswana Migas Priangan Timur Wawan Ugan saat ditemui di kantornya, Selasa, 14 Juli 2015.
Penambahan jatah alokasi ini, Wawan menjelaskan, karena kebutuhan elpiji menjelang dan setelah Lebaran naik. Wilayah Priangan Timur yang meliputi Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran, kata dia, merupakan tujuan pemudik.
"Kita posisinya di tempat mudik. Orang dari Jakarta pada mudik ke sini (Priangan Timur). Otomatis kebutuhan yang awalnya per minggu hanya satu tabung, sekarang bisa tiga tabung," ujarnya.
Setiap hari, menurut Wawan, rata-rata pihaknya mendistribusikan 140 truk yang mengangkut elpiji 3 kilogram di Priangan Timur. Satu truk, kata dia, mengangkut 560 tabung.
Disinggung soal kenaikan harga elpiji, Wawan menjamin pada tingkat agen tidak ada kenaikan harga. Namun kenaikan bisa saja terjadi pada tingkat pengecer. "Kami dan Pertamina selalu mengawasi agen. Jika agen menaikkan harga, kita tindak," tuturnya.
Selain itu, penambahan jatah alokasi elpiji dilakukan untuk stasiun pengisian bahan bakar umum. Sebab, SPBU buka 24 jam dan langsung bersentuhan dengan masyarakat. "Ada tambahan ke SPBU, tiap agen yang ngisi SPBU ada jatah tambahan alokasi," ucap Wawan.
Harga elpiji 3 kilogram di SPBU, kata dia, sama dengan harga di pangkalan. Harganya Rp 16 ribu. "Dijual secara eceran Rp 16 ribu. Harga harus dipampang di SPBU," katanya.
CANDRA NUGRAHA