TEMPO.CO, Jakarta - Mimpi besar pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri syariah dengan menjadi tuan rumah World Islamic Infrastructure Bank bakal segera menemui kejelasan sebelum akhir tahun ini.
Asisten Direktur Pengembangan Pasar Uang Syariah Bank Indonesia (BI) Rifki Ismail mengatakan saat ini ada dua negara yang tengah berupaya menjadi tuan rumah berdirinya lembaga internasional bertajuk World Islamic Infrastructure Bank (WIIB), yakni Indonesia dan Turki. Nantinya, lanjut Rifki, negara yang menjadi tuan rumah lembaga internasional dengan prinsip syariah tersebut, bakal menjadi partner Islamic Development Bank (IDB) dalam mendirikan WIIB.
“Di triwulan 4 ini akan ada pembahasan lanjutan di IDB terkait WIIB tersebut, mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini bisa ada kejelasan,” ujar Rifki kepada Bisnis, belum lama ini.
Rifki menyebutkan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan menunjukkan komitmen yang kuat mengingat keuntungan yang bakal diperoleh negara ini jika menjadi tuan rumah WIIB. Rifki meyakini jika Indonesia menjadi tuan rumah, proyek infrastruktur di negara ini bisa dibiayai lewat WIIB. “Perputaran dana juga akan banyak di Indonesia.”
Hingga kini, menurut Rifki, IDB telah menyiapkan dana senilai US$1 miliar untuk permodalan WIIB. Adapun, pemerintah Indonesia dan Turki masih dalam tahap kajian untuk menentukan besaran dana yang bakal disuntik pada lembaga berprinsip syariah tersebut.
Rifki menjelaskan nantinya WIIB tersebut bertujuan untuk membiayai proyek infrastruktur di negara dengan mayoritas penduduk muslim yang jumlahnya mencapai lebih dari 160 negara.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto mengatakan pemerintah memang tengah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung perkembangan industri keuangan syariah. Komitmen tersebut, antara lain ditunjukkan lewat rencana penempatan dana haji yang lebih besar di perbankan syariah.
“Juga ada rencana pendirian World Islamic Infrastructure Bank di Indonesia,” jelas Erwin.