TEMPO.CO, Denpasar - Setelah penutupan Bandara Ngurah Rai sejak Kamis malam, 9 Juli 2015, maskapai nasional Garuda Indonesia telah membatalkan 48 penerbangan ke berbagai rute. Adapun para penumpangnya dipersilakan melakukan refund (pengembalian uang) atau penjadwalan ulang.
“Sekarang semua kantor kami sedang sibuk melayani itu,” kata Kepala Cabang Garuda Denpasar Syamsuddin, Jumat, 10 Juli 2015. Syamsudin menerangkan, pihaknya tidak bisa memberikan bantuan untuk penumpang yang terpaksa menginap kembali. “Karena ini force majeure sifatnya,” ujarnya beralasan.
Adapun penerbangan yang dibatalkan meliputi di antaranya sebelas penerbangan internasional. Mereka tersebar ke tujuan Tokyo dan Osaka (Jepang), Seoul (Korea), Singapura, Hong Kong, Melbourne dan Perth (Australia), serta Dilli (Timor Leste). Sedang untuk penerbangan domestik yang telah dibatalkan meliputi tujuan Jakarta, Palembang, Makassar, Semarang, Surabaya, Lombok, Kupang, Bandung, Labuan Bajo, Tambolaka, dan Manado.
Untuk rencana penerbangan kembali, pihaknya mengacu pada pemberitahuan PT Angkasa Pura yakni mulai Jumat malam, 10 Juli 2015, mulai pukul 21.30 Wita. “Tapi masih memantau perkembangan. Jadi belum memastikan apa bisa terbang malam ini atau menunggu besok,” ujar Syamsudin.
PT Angkasa Pura I menyiapkan dua skenario untuk rencana membuka kembali bandara itu. Untuk plan a, bandara akan dibuka pada pukul 21.30 Wita tapi belum melayani penerbangan. Berdasarkan skenario ini, penerbangan baru akan dilakukan Sabtu pagi.
“Tujuannya agar pihak maskapai bisa memberi tahu para penumpang dan maskapai juga memiliki waktu menyiapkan penerbangan besok pagi," ujar Co General Manager PAP I Bandara Ngurah Rai Bali I Gusti Putu Ardita, Jumat, 10 Juli 2015.
Adapun plan b membuka penerbangan esok pagi sehingga para penumpang maupun maskapai sama-sama melakukan persiapan. Semua, kata Ardita, akan tergantung situasi di lapangan, khususnya kondisi letusan Gunung Raung dan arah pergerakan abu vulkaniknya. “Kami terus memantau melalui BMKG,” katanya.
ROFIQI HASAN