TEMPO.CO, Surabaya - Meningkatnya aktivitas Gunung Raung menyebabkan sejumlah bandara di sekitarnya ditutup sementara. Akibatnya, sebanyak delapan penerbangan dari Surabaya menuju Denpasar, Jember, dan Lombok mengalami penundaan hingga Jumat pagi, 10 Juli 2015.
Penutupan sejumlah bandara itu sendiri dimulai pada Kamis malam, 9 Juli 2015, pada pukul 23.00, hingga Jumat, 10 Juli 2015 pukul 08.30. "Data terakhir untuk hari ini ada enam pesawat dari Surabaya delay," kata Legal and Communication Head PT Angkasa Pura 1 Surabaya Liza Anindya di kantornya, Jumat 10 Juli 2015.
Liza menjelaskan, enam pesawat yang mengalami penundaan penerbangan itu antara lain Lion Air dengan kode penerbangan JT 642 tujuan Lombok dan dua pesawat Citilink dengan kode penerbangan QG 650 tujuan Denpasar yang semestinya berangkat 05.35 tertunda menjadi pukul 08.30. Selain itu, pesawat Air Asia dengan kode penerbangan QZ7628 tujuan Denpasar yang semestinya berangkat pada pukul 05.50 ditunda penerbangannya.
"NAM Air dengan kode penerbangan IN9276 tujuan Denpasar yang mestinya berangkat pukul 06.00 juga delay jadi 08.30," kata Liza.
Selain itu, pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT962 tujuan Lombok juga mengalami penundaan. Menurut informasi yang diperoleh dari posko Lebaran di Terminal 2 Bandara Juanda, ada dua tambahan pesawat lain, seluruhnya tujuan Denpasar, yang terkena penundaan. Di antaranya adalah Garuda Indonesia dengan kode GA 338 yang semestinya berangkat 07.25 menjadi pukul 12.10.
"Pesawat tujuan Jember yaitu dengan kode penerbangan GA 7306 yang semestinya berangkat 08.55 menjadi 11.05," kata salah satu petugas posko kepada Tempo.
Lima bandar udara ditutup akibat dampak debu vulkanis Gunung Raung yang tengah aktif. Penutupan itu berlaku pada Jumat, 10 Juli 2015. Kelima bandara tersebut yakni Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember.
EDWIN FAJERIAL