TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo membeberkan penyebab ekonomi Indonesia mengalami perlambatan di depan sarjana ekonomi yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta. Jokowi mengatakan ingin masyarakat memahami saat ini pemerintah sedang mengarahkan ke satu siklus baru dari siklus ekonomi yang lalu.
"Inilah yang kita sebut ekonomi sedang alami transisi yang fundametal. Ekonomi kita sedang beralih dari konsumsi beralih ke produksi, dari konsumsi ke invetasi," katanya saat memberikan pidato dalam Kongres ISEI XIX di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis, 9 Juli 2015.
Dia menuturkan mesin pertumbuhan (growth engine) pada siklus sebelumnya, seperti komoditas mentah, tidak bisa diandalkan lagi. Sebagai gantinya, Jokowi ingin mesin pertumbuhan harus masuk dalam hilirisasi dan indsutrialiasi.
Menurut Presiden, dunia telah berubah karena komoditas mentah baik nikel, tembaga, dan bauksit tidak bisa menghasilkan lagi kemakmuran. Musababnya, harga komoditas tersebut sedang anjlok turun.
Jokowi mengakui mesin pertumbuhan baru juga belum bisa bangkit sepenuhnya karena kondisi ekonomi pada beberapa tahun terakhir menunjukkan tren yang semakin tidak suistanable. Dia mencontohkan pertumbuhan kredit hampir mencapai 20 persen setiap tahun, sementara ekonomi tumbuh sekitar 5 hingga 6 persen.
"Kredit konsumsi seperti kredit untuk beli motor, mobil menurut saya sudah berlebihan. Spekulasi properti, seperti membangun pusat perbelanjaan, rumah mewah, kita harus mulai hati-hati," katanya.
Dia menilai kondisi ekonomi tidak seperti garis lurus, tapi naik-turun. Kondisi percepatan dan pelambatan itulah, kata dia, biasa disebut sebagai siklus ekonomi. "Saya ingin bicara terang benderang karena faktor siklus ekonomi, faktor struktur sangat mungkin tantangan-tantangan ekonomi semakin berat sebelum perekonomian membaik untuk beberapa kuartal ke depan," katanya.
Pemerintah, kata dia, sedang menghadapi tantangan-tantangan fundamental. "Tapi saya yakin pemerintah siap menghadapi tantangan tersebut."
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Darmin Nasution mengatakan salah satu permasalahan yang saat ini dihadapi Indonesia yaitu turunnya tingkat konsumsi masyarakat yang disebabkan harga jual yang semakin tinggi karena inflasi. "Pertumbuhan penjualan semen ataupun kendaraan bermotor itu memang menurun," ujar Darmin dalam pidatonya.
Menurut Darmin, pemerintah saat ini terlambat bereaksi dalam menghadapi persoalan ekonomi Indonesia saat ini. "Keliatannya kita terlambat bereaksi untuk mengantisipasi. Agak miss timing-nya," ujar dia. Akibatnya, kata Darmin, publik menilai kinerja pemerintahan Jokowi tidaklah begitu bagus.
ALIHIDAYAT | DEVY ERNIS