TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) mengatakan krisis di Yunani tak akan mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri. Ketahanan ekonomi Indonesia dianggap masih cukup kuat untuk menghadapi efek krisis di negera tersebut.
"Yang penting menjalankan ketahanan ekonomi nasional," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu 8 Juli 2015. Beberapa negara Asia, katanya, memang terkena terdampak krisis Yunani. Salah satunya adalah China yang indeks sahamnya turun hingga 38 persen. "Bagi kita tak akan berpengaruh."
Yunani di ambang kebangkrutan setelah gagal membayar utang sebesar 1,6 miliar euro atau sekitar Rp 23,6 triliun kepada Lembaga Moneter Internasional (IMF). Bank di Yunani sempat ditutup selama sepekan karena terbatasnya uang di negara itu. Referendum pun digelar dan rakyat Yunani diminta memutuskan nasibnya sendiri.
Nasib Yunani setelah referendum masih belum jelas tapi salah satu kemungkinannya adalah Yunani harus keluar dari zona Eropa dan membuat mata uang sendiri. Bank Sentral Eropa (ECB) pada Senin lalu menyatakan tak dapat lagi menambah utang darurat pada bank-bank di Yunani.
Saat ini, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras segera menyiapkan proposal baru yang ditujukan untuk pemimpin Eropa pada Selasa, 7 Juli 2015. Ini setelah referendum rakyat Yunani memutuskan menolak tawaran kemudahan utang dari kreditur akhir pekan lalu.
FAIZ NASHRILLAH