TEMPO.CO, Jakarta - Guna menjaga stabilitas harga cabai, Kementerian Perdagangan meluncurkan program Komoditas Antardaerah Antarpulau. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan program itu dilakukan untuk menekan disparitas harga cabai antardaerah. "Agar bisa transaksi langsung ke daerah yang surplus komoditas cabai dan menciptakan pasar penyeimbang," ucap Rachmat dalam siaran pers yang diterima Tempo, 8 Juni 2015.
Peluncuran program itu dilakukan di sentra produksi cabai Kecamatan Salabintana, Sukabumi, Jawa Barat, hari ini. Bulog membeli cabai dari petani di Sukabumi dan langsung mendistribusikannya ke gudang Bulog di Palembang sehingga dapat memotong rantai distribusi. “Pilot project ini diharapkan diikuti oleh dinas perdagangan dari daerah sentra konsumsi cabai lain.”
Baca Juga:
Dengan memotong rantai distribusi, diharapkan harga cabai di Palembang turun dari Rp 38.300 menjadi Rp 27-28 ribu per kilogram. Harga cabai di Palembang masih di atas rata-rata harga nasional.
Menurut Rachmat, hal ini karena konsumsi cabai yang tinggi tak sebanding dengan produksi setempat. Dia menargetkan pengiriman cabai ke Palembang sudah dilakukan pada 11 Juli 2015.
Kementerian Perdagangan, ujar Rachmat, terus mendorong para pelaku usaha dan petani agar tidak terpaku dengan perdagangan regional saja. Dia berharap perdagangan antardaerah antarpulau dapat berlangsung bukan hanya pada komoditas cabai, tapi juga komoditas pangan lain. “Peran serta pemerintah daerah dalam memuluskan perdagangan antardaerah dan antarprovinsi sangat diperlukan,” tuturnya.
DEVY ERNIS