TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel optimistis daya saing industri nasional meningkat seiring pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Dalam siaran pers yang diterima pada Senin, 6 Juli 2015, Gobel mengatakan keberhasilan mengelola sektor energi menjadi kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Gobel, kuat-tidaknya industri bergantung pada dua kekuatan atau power, yaitu electric power (energi listrik) dan man-power atau sumber daya manusia. "Produk perdagangan kita akan memiliki daya saing di pasar global jika industrinya berdaya saing. Industri akan berdaya saing jika kedua power tersebut kompetitif," katanya.
Gobel ikut mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Unit G dan groundbreaking proyek pengembangan Geothermal di Bandung, kemarin, Minggu, 5 Juli 2015. Gobel yakin peningkatan daya saing indsutri bakal membuat daya saing produk Indonesia di pasar global tumbuh dan meningkat.
Saat ini, kapasitas listrik terpasang nasional adalah 50 ribu megawatt. Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memproyeksikan penambahan 35 ribu MW hingga 2019. "Penambahan 35 ribu MW energi elektrifikasi hingga tahun 2019 sebagai prasyarat penting dalam pencapaian target peningkatan ekspor.”
Gobel yakin peningkatan eskpor hingga 300 persen pada 2019 bisa terwujud. Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan eskpor nonmigas sebesar 300 persen selama lima tahun. Yaitu dari sebesar US$ 149,9 miliar pada 2013, menjadi US$ 458,8 miliar pada 2019.
Menurut Gobel, target ekspor dapat dicapai jika kondisi tertentu dipenuhi. Antara lain, investasi nasional meningkat, infrastruktur jalan dan fasilitas logistik memadai, iklim usaha dalam negeri kondusif, dan adanya dukungan dari perbankan terhadap pertumbuhan ekspor dan industri. "Serta terjaminnya pasokan bahan baku dan dukungan kebijakan fiskal," ujarnya.
DEVY ERNIS