Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Yunani, Ekonomi Indonesia Lebih Sehat, Ini Sebabnya

image-gnews
Pegawai Pasar Modal Athena berjalan melewati sebuah pohon natal dan layar monitor yang menunjukkan penurunan index harga saham, Senin (12/12). AP Photo/Petros Giannakouris.
Pegawai Pasar Modal Athena berjalan melewati sebuah pohon natal dan layar monitor yang menunjukkan penurunan index harga saham, Senin (12/12). AP Photo/Petros Giannakouris.
Iklan

TEMPO.COJakarta - Kondisi perekonomian Indonesia diyakini lebih sehat dan jauh berbeda dibanding Yunani yang tengah dilanda krisis. Salah satunya terlihat dari rasio utang pemerintah kedua negara terhadap produk domestik brutonya. 

Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menyatakan utang luar negeri Yunani yang sangat besar sebesar 360 miliar euro, atau sekitar Rp 5.345 triliun, sangat jumbo. Bukan hanya itu, rasio utang terhadap produk domestik bruto Yunani yang lebih dari 100 persen itu sangat berbahaya. 

“Sedangkan rasio utang pemerintah Indonesia sekitar 25 persen terhadap PDB,” tutur Tony ketika dihubungi kemarin. “Dalam konteks default atau gagal bayar utang, tak ada kekhawatiran.”

Yunani masih menunggu hasil referendum dalam merespons proposal Troika, yaitu tiga lembaga pemberi utang: Uni Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF), dan bank sentral Eropa. Langkah referendum diambil setelah Yunani menolak usulan Troika memberi dana talangan 7,2 miliar euro atau setara dengan Rp 108 triliun untuk pembayaran utangnya sebesar 1,6 miliar euro atau sekitar Rp 23,7 triliun kepada IMF yang sudah jatuh tempo pada 30 Juni lalu. 

Lebih jauh, Tony menilai perekonomian Indonesia lebih baik ketimbang Yunani. Ini tak hanya dilihat dari kondisi utang luar negerinya, tapi juga karena defisit anggaran pemerintah dijaga tetap rendah sekitar 2 persen. Tingkat pengangguran yang tinggi hingga 25,6 persen juga semakin memperberat perekonomian negara beribu kota Athena tersebut. 

Hal senada disuarakan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang menyebutkan negara-negara di Eropa, termasuk Yunani, terlalu mudah menutup defisit anggaran melalui utang. Walhasil, tak rasio utang terhadap PDB melonjak dan upaya pengumpulan pajak tak signifikan. "Tidak ada penerimaan dan surat utang negara jatuh,” katanya, Kamis pekan lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bambang menjelaskan kondisi Yunani saat ini serupa dengan krisis di Indonesia pada 1998. Sementara sepanjang 1990-1997 kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7 persen atau terbaik dalam sejarah, berbalik pada 1998 ketika ekonomi tumbuh minus hingga 14 persen. Krisis ini terjadi karena Indonesia tidak menjaga stabilitas fiskal.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati,  mengatakan, secara umum, kondisi Yunani tidak berdampak langsung terhadap ekonomi Indonesia. Pasalnya, selama ini, selain tak mengandalkan pasar ekspor Yunani, kondisi keuangan Indonesia relatif sehat pasca-krisis 1997 dan 2008. "Integrasi kita ke global juga belum terlalu besar," tuturnya. 

Jika ada yang harus diwaspadai akibat berlanjutnya krisis Yunani ini, menurut Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi, itu adalah imbas tak langsungnya terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat dan pada kelanjutannya ke rupiah. "Lalu, juga ada faktor psikologis, bursa saham Indonesia akan terkoreksi karena dampak regional," katanya. 

Kurs tengah Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah di level 13.316 per dolar AS pada akhir pekan lalu. Nilai tukar ini jauh dari asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 yang mematok angka 12.500 per dolar AS. Per Mei lalu, Badan Pusat Statistik mencatat pelemahan rupiah mencapai 2,06 persen.

ALI HIDAYAT | MITRA TARIGAN | SINGGIH SOARES | TRI ARTINING | URSULA FLORENE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

34 hari lalu

Para petani bersiap meninggalkan pusat kota, setelah bermalam di luar Parlemen untuk mendorong tindakan lebih lanjut oleh pemerintah sehubungan dengan tingginya biaya produksi, di Athena, Yunani, 21 Februari 2024. REUTERS/Louisa Goulimaki
Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.


Pertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki

22 Mei 2017

Presiden Yunani, Prokopis Pavlopoulos. alchetron.com
Pertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki

Presiden Pavlopoulos akan mengunjungi Ecumenical Patriarchate, gereja ortodoks di Istanbul.


Kereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas  

14 Mei 2017

Kecelakaan kereta tergelincir dan menabrak rumah di Yunani. Rte.ie
Kereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas  

Belum diketahui penyebab kereta api keluar dari rel.


Yunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi

25 Februari 2017

Pasukan khusus Turki menangkap 11 buronan yang terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada bulan lalu, di provinsi Mugla, Turki, 1 Agustus 2016. REUTERS/Kenan Gurbuz
Yunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi

Delapan anggota militer Turki terbang ke Yunani dengan helikopter pada 2016 usai gagal melancarkan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.


Bom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi

12 Februari 2017

Sebuah bom milik pasukan udara Inggris pada Perang Dunia II yang ditemukan di pusat kota Augsburg, Jerman, 25 Desember 2016. Penemuan bom aktif seberat 1,8 ini membuat 54 ribu warga terpaksa mengungsi. REUTERS/Michaela Rehle
Bom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi

Sekitar 75 ribu penduduk Thessaloniki, kota terbesar kedua Yunani mulai dievakuasi setelah ditemukan bom sebesar 226 kilogram.


Yunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki

27 Januari 2017

Recep Tayyip Erdogan memberi sambutan usai mengikuti salat mayit berjamaah pada sejumlah korban aksi Kudeta Militer Turki di Masjid Fatih, Istanbul, Turki, 17 Juli 2016. (Burak Kara/Getty Images)
Yunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki

Mahkamah Agung Yunani membatalkan keputusan ekstradisi delapan anggota Angkatan Udara Turki yang diduga terlibat kudeta gagal Juli 2016.


Musim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi

13 Januari 2017

Seorang pengungsi Suriah membawa putrinya dengan selimut, setelah diselamatkan di laut terbuka, saat mereka tiba di pelabuhan Mytilene di pulau Lesvos, Yunani, 22 Maret 2016. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Musim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi

"Jumlah korban meninggal untuk tahun ini mencapai 27 orang," katanya.


Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari

4 Mei 2016

Anonymous.
Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari

Anonymous, kelompok peretas, menyerang sistem komputerisasi bank sentral Yunani kemarin, 3 Mei 2016.


Dua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri  

23 Maret 2016

Sejumlah pria berupaya memadamkan api yang membakar seorang pengungsi dalam upaya
Dua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri  

Dua pengungsi yang tinggal di kamp Idomeni, Yunani, membakar diri sendiri saat berlangsung protes pengungsi.


Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

20 Maret 2016

Seorang badut menghibur anak-anak yang berada di kamp perbatasan antara Yunani -Macedonai di desa Idomeni, 9 Maret 2016. REUTERS/Stoyan Nenov
Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

Kondisi kamp Idomeni, kata Kouroublis, sangat kumuh dan tidak layak huni serta begitu menyedihkan bagi pengungsi dari Suriah dan Irak.