TEMPO.CO, Bandung -- Perkembangan terbaru eksplorasi memperlihatkan cadangan minyak dan gas ditemukan di batuan pratersier. Utamanya pada periode jura dan kapur di era mesozoikum. "Ini membuka lembaran baru eksplorasi migas di Tanah Air," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di ITB, Jumat, 3 Juli 2015.
Indroyono menyampaikan orasi ilmiah pada peringatan 95 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia di Aula Barat ITB. Soal cadangan baru migas Indonesia di lapisan batuan pratersier, ahli-ahli geologi memperkirakan jumlahnya sebanyak 222 miliar barrel. "Sebagian besar dijumpai di batuan pratersier di lautan kawasan timur Indonesia," kata menteri lulusan Geologi ITB 1978 itu.
Kondisi khas geotektonik Nusantara menghasilkan wilayah yang kaya akan cebakan mineral, minyak, dan gas bumi, terutama di dasar laut. Cebakan migas Indonesia mudah dijumpai di cekungan pantai timur Sumatera, utara Jawa, hingga Bali. "Tercatat bahwa 40 dari 60 cekungan migas kita ada di lautan," kata dia. Cadangan terbukti minyak bumi Indonesia sekarang 7,4 miliar barrel, sedangkan cadangan terbukti gas alam mencapai 149 triliun kaki kubik ekivalen.
Selain soal salah satu potensi laut, Indroyono mengatakan perlunya ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun Indonesia sebagai bangsa maritim. Upayanya antara lain dengan membuat Techno Park di Penajam, Kalimantan Timur. "Awalnya akan digunakan untuk mendukung pengembangan industri migas lepas pantai di sana," ujarnya.
Indroyono mengajak alumnus dan sivitas akademika ITB untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa maritim. "Tanpa iptek, laut hanyalah hamparan air yang berwarna biru," kata dia.
ANWAR SISWADI