TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kembali merevisi Pertumbuhan Ekonomi tahun ini. Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2015 pemerintah mengasumsikan pertumbuhanekonomi 5,7 persen. Hari ini dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Menteri Keuangan Bambang Sumantri Brodjonegoro merevisi angka tersebut menjadi 5,2 persen.
Ini adalah kali kedua Bambang Brojo mengkoreksi pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya ia merevisinya menjadi 5,4 persen saat pembahasan asumsi makro tahun depan bersama Komisi Keuangan bberapa waktu lalu.
Angka 5,2 persen hingga akhir tahun ia peroleh dari prediksi pertumbuhan ekonomi Semester I sebesar 4,9 persen, dan 5,5 persen untuk semester 2.
Menurut Bambang Brojo, perekonomian tahun ini akan sangat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas. “Peran pemerintah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini,” kata Bambang Brojo di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 1 Juli 2015. Investasi swasta tahun ini, kata dia baru akan terasa dampaknya pada tahun depan.
Selain mengkoreksi pertumbuhan ekonomi, Bambang juga memprediksi inflasi hingg akhir tahun akan mencapai 4,2 persen. Tingkat bunga SPN 3 bulan sebesar 6 persen. Dan nilai tukar rupiah pada level Rp 13.100 per dolar Amerika Serikat (AS), lebih tinggi dari target Rp 12.500 per dolar AS. Harga minyak mentah dunia diperkirakan mencapai US$ 59 per ton. Lifting minyak 825 ribu barel per hari hingga akhir tahun. Dan lifting gas diperkirakan mencapai 1.221 ribu barel per hari.
TRI ARTINING PUTRI