TEMPO.CO, Mataram - Nusa Tenggara Barat (NTB) deflasi sebesar 0,03 persen, Juni 2015. Deflasi terjadi karena penurunan indeks pada kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan sebesar 0,25 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,20 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,08 persen.
“Banyak penurunan harga yang cukup besar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik NTB Wahyudin, Rabu, 1 Juli 2015. Di Mataram harga barang-barang cenderung naik sedangkan di Bima menurun.
Deflasi ini terjadi setelah beberapa tahun tidak terjadi. Kenaikan harga bukan karena tidak adanya stock tetapi pedagang yang memanfaatkan kebutuhan warga selama puasa. Sebelumnya Tim Pengendali Inflasi Daerah sudah menyikapi persediaan barang. Deflasi di NTB 0,03 terjadi berada di urutan kedua nasional. Selama ini selalu mengalami inflasi.
Angka deflasi ini berada di bawah angka inflasi nasional sebesar 0,54 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Tual Maluku sebesar 0,80 persen dan terendah di Pangkalpinang, Bangka Belitung, sebesar 0,14 persen.
"Kenaikan indeks terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen." Juga pada kelompok sandang sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,00 persen.
Sedangkan laju inflasi NTB Juni 2015 – Desember 2014 sebesar 0,47 persen dan laju inflasi year on year (Juni 2015 – Juni 2014) sebesar 6,04 persen. “Perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan penurunan.’’
Kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi di Kota Mataram adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,06 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen; kelompok sandang sebesar 0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,00 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,00 persen.
Dari 82 kota, tercatat 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,90 persen diikuti Pematang Siantar sebesar 1,44 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Palu sebesar 0,03 persen.
SUPRIYANTHO KHAFID