TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan siap jika nantinya harus mengelola Blok Mahakam secara penuh. Hal ini dilontarkan Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto menjawab tuntutan Serikat Pekerja Mathilda Balikpapan.
"Dengan segala resikonya, kami akan siap," kata Dwi, menjawab tuntutan Serikat Pekerja Mathilda Balikpapan, di kantor pusat Pertamina, Senin, 29 Juni 2015.
Saat ini, kata Dwi, perseroan sedang berfokus pada kepemilikan utama yang diputuskan pemerintah, yakni 70 persen. Jumlah saham ini dimiliki Pertamina bersama pemerintah daerah dengan skema participating interest (PI).
Dwi mengatakan Perseroan sampai sekarang juga belum memulai pembicaraan dengan pihak luar pemerintah seperti Total E&P Indonesie ataupun Inpex Corporation. Pertamina pada prinsipnya bisa bermitra dengan siapa saja. "Sepanjang kerja samanya menguntungkan bagi bangsa dan negara, kami tentu siap."
Sebelumnya Ketua SP Mathilda Balikpapan, Farid Rawung, mengatakan Pertamina adalah BUMN yang memiliki kemampuan pengelolaan industri sektor minyak dan gas Indonesia.
Menurut Farid, pemerintah semestinya memprioritaskan anak bangsa dalam pengelolaan sumber daya alam untuk semaksimalnya kesejahteraan rakyat. “Serahkan dulu 100 persen pada Pertamina, kemudian biarkan menjalin komunikasi dengan pihak lain, termasuk hak partisipasi interes daerah,” ucapnya.
Farid mencontohkan kemampuan Pertamina dalam pengelolaan Offshore North West Java pascalepas dari British Petroleum Indonesia dan West Madura Offshore dari Kodeco Energy Co. Saat ini, kedua blok migas ini sudah mengalami peningkatan produksi minyak jadi 45 ribu barrel dari sebelumnya hanya 20 ribu barrel.
ROBBY IRFANY