TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan nonbunga (fee based income) sebesar 80 persen atau senilai Rp 8 triliun hingga akhir tahun ini.
Executive Vice President (EVP) BRI Electronic Banking Division Dicky Rozano mengatakan peningkatan fee based tersebut sesuai dengan visi BRI yang ingin menjadi the biggest payment bank pada tahun ini.
Untuk mencapai target tersebut, ujar dia, perusahaan akan masuk melalui klaster-klaster masyarakat dan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain.
"Target fee based sampai akhir 2015 adalah Rp 8 triliun," ucapnya pada Bisnis.com, Kamis, 25 Juni 2015.
Hingga Mei 2015, komposisi transaksi electronic banking terdiri atas 700 juta transaksi di ATM, 100 juta transaksi lewat m-banking, 100 juta transaksi via mini-ATM, dan sekitar 36,2 juta transaksi di e-banking.
Adapun target fee base dari e-banking menyumbang sekitar Rp 2,5 triliun hingga akhir tahun.
Hingga Mei 2015, emiten dengan laba terbesar ini mencatatkan fee based untuk sektor e-banking hampir menyentuh Rp1 triliun. Dia optimistis momentum hari raya bisa menjadi ajang perseroan mencapai target.
Vice President Jaringan Kerja Elektronik BRI Lily Sundari mengatakan transaksi di ATM BRI bisa mencapai 4,5 juta per hari untuk kondisi normal, sedangkan untuk transaksi yang padat bisa mencapai 5,5 juta per hari.
Dia berujar, jumlah transaksi yang cukup padat tersebut sesuai dengan jumlah ATM BRI yang tercatat paling banyak di Indonesia.
"Hingga Mei 2015, kami sudah punya 21.151 unit ATM dan mau pasang 2.000 unit lagi," ucapnya.
Dicky menuturkan saat ini perseroan juga gencar mengajak masyarakat aktif melakukan pembelian pulsa serta pembayaran listrik, telepon, dan gas melalui ATM atau mobile banking.
Menurut dia, untuk mencapai target the biggest payment bank, perseroan telah melakukan investasi untuk tempo yang cukup lama.